Seniman kembangkan batik lukis untuk promosikan batik Demak
19 Mei 2024 15:50 WIB
Perajin batik lukis asal Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menunjukkan keahliannya membuat batik lukis pada saat mengikuti Jambore Pokdarwis di Komplek Balai Jagong Kudus. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Seorang seniman lukis asal Desa Mranak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengembangkan batik lukis untuk mempromosikan batik khas daerah setempat kepada masyarakat luas.
"Selama ini motif batik tulis hampir sama dengan daerah lain. Biasanya mengangkat kebudayaan lokal atau potensi lokal. Untuk memberikan corak baru dalam kerajinan batik, maka saya mencoba membuat batik lukis," kata perajin batik lukis asal Desa Mranak saat mengikuti pameran di acara Jambore Pokdarwis di Komplek Balai Jagong Kudus, Jawa Tengah, Minggu.
Batik lukis yang dibuat, kata dia, memang memberikan pengalaman berbeda bagi pecinta batik, karena batiknya bukan corak motif yang selama ini mudah ditemui di pasaran.
Ia mengklaim batik lukis yang dibuat juga tidak ada di pasaran karena dirinya hanya menciptakan satu karya dari setiap ide yang muncul.
Misal, batik lukis bergambar pintu bledek atau pintu petir yang ada di Masjid Agung Demak. Konon adalah gambar petir yang ditangkap dan digambar oleh Ki Ageng Selo di masa atau zaman Wali Songo.
Baca juga: Kementerian PUPR percepat pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak
Sementara karya batik lukis terbarunya, yakni menceritakan banjir yang terjadi di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, pada bulan Februari dan Maret 2024.
Ia mengakui setiap karya batik lukisnya itu memang mahal sehingga tidak semua orang membelinya.
"Sebelumnya memang ada yang membeli batik lukis, di antaranya lukisan wajah Kiai Hasyim Asy'ari seharga Rp1 juta," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengaku puas, karena karyanya mendapatkan kesempatan untuk diikutkan dalam pameran.
"Setiap ikut pameran juga bisa ikut mempromosikan dan mengkampanyekan penggunaan batik buatan perajin lokal untuk kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Ia mengakui membuat batik lukis memang tidak mudah dan lebih sulit ketimbang melukis pada media kanvas. Namun, sejauh ini semua kendala yang dihadapi berhasil diselesaikan sehingga saat ini sudah bisa menciptakan 10-an karya batik lukis dengan aneka bentuk lukisan.
Dalam rangka menarik minat pengunjung di gerai Pemkab Demak, dirinya juga menawarkan pengunjung untuk ikut mewarnai lukisan batik yang sudah digambar sebelumnya.
Baca juga: Demak menjadi bagian dari 104 kabupaten/kota lengkap sertifikat tanah
Baca juga: Jalur Pantura Demak-Kudus dibuka secara total
"Selama ini motif batik tulis hampir sama dengan daerah lain. Biasanya mengangkat kebudayaan lokal atau potensi lokal. Untuk memberikan corak baru dalam kerajinan batik, maka saya mencoba membuat batik lukis," kata perajin batik lukis asal Desa Mranak saat mengikuti pameran di acara Jambore Pokdarwis di Komplek Balai Jagong Kudus, Jawa Tengah, Minggu.
Batik lukis yang dibuat, kata dia, memang memberikan pengalaman berbeda bagi pecinta batik, karena batiknya bukan corak motif yang selama ini mudah ditemui di pasaran.
Ia mengklaim batik lukis yang dibuat juga tidak ada di pasaran karena dirinya hanya menciptakan satu karya dari setiap ide yang muncul.
Misal, batik lukis bergambar pintu bledek atau pintu petir yang ada di Masjid Agung Demak. Konon adalah gambar petir yang ditangkap dan digambar oleh Ki Ageng Selo di masa atau zaman Wali Songo.
Baca juga: Kementerian PUPR percepat pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak
Sementara karya batik lukis terbarunya, yakni menceritakan banjir yang terjadi di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, pada bulan Februari dan Maret 2024.
Ia mengakui setiap karya batik lukisnya itu memang mahal sehingga tidak semua orang membelinya.
"Sebelumnya memang ada yang membeli batik lukis, di antaranya lukisan wajah Kiai Hasyim Asy'ari seharga Rp1 juta," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengaku puas, karena karyanya mendapatkan kesempatan untuk diikutkan dalam pameran.
"Setiap ikut pameran juga bisa ikut mempromosikan dan mengkampanyekan penggunaan batik buatan perajin lokal untuk kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Ia mengakui membuat batik lukis memang tidak mudah dan lebih sulit ketimbang melukis pada media kanvas. Namun, sejauh ini semua kendala yang dihadapi berhasil diselesaikan sehingga saat ini sudah bisa menciptakan 10-an karya batik lukis dengan aneka bentuk lukisan.
Dalam rangka menarik minat pengunjung di gerai Pemkab Demak, dirinya juga menawarkan pengunjung untuk ikut mewarnai lukisan batik yang sudah digambar sebelumnya.
Baca juga: Demak menjadi bagian dari 104 kabupaten/kota lengkap sertifikat tanah
Baca juga: Jalur Pantura Demak-Kudus dibuka secara total
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: