Prabowo, Anies, dan ragam tokoh kirim karangan bunga untuk Salim Said
19 Mei 2024 01:45 WIB
Sejumlah anggota keluarga almarhum Prof. Salim Haji Said berdiri di depan jajaran karangan bunga dari berbagai tokoh yang ditempatkan di sisi dan depan rumah duka Prof. Salim Said di Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, Minggu (19/5/2024). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Jakarta (ANTARA) - Beragam tokoh mulai dari aktivis, akademisi, politikus, pimpinan DPD, pejabat pemerintahan, pejabat TNI, sampai Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengirimkan karangan bunga ke rumah duka sebagai tanda berduka atas wafatnya almarhum Prof. Salim Haji Said.
Karangan bunga itu berdatangan satu per satu ke rumah duka almarhum di kediaman Prof. Salim Said di Jalan Redaksi, Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, sejak Sabtu malam sampai Minggu dini hari.
Beberapa karangan bunga yang ditempatkan berjejer di depan dan samping kediaman almarhum per Minggu pukul 01.00 WIB, di antaranya dari Menteri Pertahanan/Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI A. A. LaNyalla Mahmud Mattalitti, politikus Partai Golkar Airin Rachmi Diany, serta aktivis HAM/co-founder Setara Institute Hendardi.
Selain itu, ada pula karangan bunga dari Direktur Kerja Sama Internasional Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Steve Parengkuan, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dan Keluarga Besar KBRI Tokyo, Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Budi Irawan, Deddy Mizwar, Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman dan Keluarga Besar KBRI Bangkok, kemudian ada juga dari Badan Nasional Kebudayaan Pusat PDI Perjuangan, Forum Pemimpin Redaksi Indonesia, Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, dan Keluarga Besar Panji Masyarakat.
Prof. Salim Said, yang semasa hidupnya merupakan tokoh pers dan perfilman Indonesia, akademisi, cendekiawan, duta besar RI, anggota MPR, penulis buku dan pengamat militer, wafat pada usianya ke-80 tahun di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Sabtu malam pukul 19.33 WIB.
Pihak keluarga, yang diwakili keponakannya, Zacky Riyadi, menyebut almarhum sebelumnya telah sakit dan beberapa kali masuk ICU.
Dari RSCM, jasad almarhum langsung dibawa ke rumah duka, yaitu kediamannya di Jalan Redaksi No. 149 di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, pada Sabtu 22.30 WIB. Para pelayat tak berhenti datang ke kediaman almarhum untuk menyampaikan langsung ucapan duka dan shalat jenazah. Sebagian besar para pelayat merupakan anggota keluarga, tetangga, sejawat, dan kerabat dekat. Para pelayat mulai berhenti datang pada Minggu pukul 01.17 WIB.
Walaupun demikian, pihak keluarga mempersilakan siapa pun datang melayat ke rumah duka sampai Minggu siang, karena sekitar pukul 12.00 WIB, jenazah bakal dibawa ke masjid dekat kediaman, kemudian ke TPU Tanah Kusir di Jakarta Selatan untuk dimakamkan.
“Kami mempersilakan siapa pun yang mau melayat, mendoakan beliau. Kami terbuka untuk bisa menerima para pelayat,” kata perwakilan keluarga yang merupakan ponakan almarhum.
Baca juga: PWI berduka atas wafatnya tokoh pers dan perfilman Prof. Salim Said
Baca juga: Kominfo: Prof Salim Said merupakan sosok teladan bagi wartawan modern
Karangan bunga itu berdatangan satu per satu ke rumah duka almarhum di kediaman Prof. Salim Said di Jalan Redaksi, Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, sejak Sabtu malam sampai Minggu dini hari.
Beberapa karangan bunga yang ditempatkan berjejer di depan dan samping kediaman almarhum per Minggu pukul 01.00 WIB, di antaranya dari Menteri Pertahanan/Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI A. A. LaNyalla Mahmud Mattalitti, politikus Partai Golkar Airin Rachmi Diany, serta aktivis HAM/co-founder Setara Institute Hendardi.
Selain itu, ada pula karangan bunga dari Direktur Kerja Sama Internasional Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Steve Parengkuan, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dan Keluarga Besar KBRI Tokyo, Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Budi Irawan, Deddy Mizwar, Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman dan Keluarga Besar KBRI Bangkok, kemudian ada juga dari Badan Nasional Kebudayaan Pusat PDI Perjuangan, Forum Pemimpin Redaksi Indonesia, Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, dan Keluarga Besar Panji Masyarakat.
Prof. Salim Said, yang semasa hidupnya merupakan tokoh pers dan perfilman Indonesia, akademisi, cendekiawan, duta besar RI, anggota MPR, penulis buku dan pengamat militer, wafat pada usianya ke-80 tahun di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Sabtu malam pukul 19.33 WIB.
Pihak keluarga, yang diwakili keponakannya, Zacky Riyadi, menyebut almarhum sebelumnya telah sakit dan beberapa kali masuk ICU.
Dari RSCM, jasad almarhum langsung dibawa ke rumah duka, yaitu kediamannya di Jalan Redaksi No. 149 di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta, pada Sabtu 22.30 WIB. Para pelayat tak berhenti datang ke kediaman almarhum untuk menyampaikan langsung ucapan duka dan shalat jenazah. Sebagian besar para pelayat merupakan anggota keluarga, tetangga, sejawat, dan kerabat dekat. Para pelayat mulai berhenti datang pada Minggu pukul 01.17 WIB.
Walaupun demikian, pihak keluarga mempersilakan siapa pun datang melayat ke rumah duka sampai Minggu siang, karena sekitar pukul 12.00 WIB, jenazah bakal dibawa ke masjid dekat kediaman, kemudian ke TPU Tanah Kusir di Jakarta Selatan untuk dimakamkan.
“Kami mempersilakan siapa pun yang mau melayat, mendoakan beliau. Kami terbuka untuk bisa menerima para pelayat,” kata perwakilan keluarga yang merupakan ponakan almarhum.
Baca juga: PWI berduka atas wafatnya tokoh pers dan perfilman Prof. Salim Said
Baca juga: Kominfo: Prof Salim Said merupakan sosok teladan bagi wartawan modern
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: