Badai petir vulkanik yang timbul saat erupsi terjadi akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas. Situasi itu lantas menimbulkan loncatan muatan listrik.
Richard mengatakan erupsi itu terjadi Sabtu pukul 20.08 WIT. Kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat dan barat laut.
Baca juga: Badan Geologi rekomendasikan masyarakat jauhi Gunung Ibu radius 4 km
Setengah jam kemudian pada pukul 20.34 WIT, erupsi kembali terjadi menghasilkan gumpalan asap setinggi satu kilometer. Letusan itu memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 127 detik.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," ujar Richard.
Baca juga: Belasan ribu kali gempa mengguncang Gunung Ibu
Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan diminta tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius empat kilometer dan sektoral tujuh kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Baca juga: Kapolda Malut salurkan bantuan ke lokasi dampak letusan Gunung Ibu