Alfredo Reinado, Pemimpin Pemberontak Timtim, Kabur dari Penjara Dili
30 Agustus 2006 18:59 WIB
Sydney (ANTARA News) - Mayor Alfredo Reinado, pemimpin pemberontakan militer Timor Timur (Timtim) yang menyebabkan negara kecil itu kacau balau pada Mei 2006, melarikan diri penjara di Dili bersama dengan 55 lainnya, Rabu, demikian Polisi Federal Australia (AFP).
AFP mengatakan, polisi internasional yang bertugas di Timtim membenarkan terjadinya pelarian dari penjara Becora di Dili, ibukota Timtim, Rabu.
"Diketahui 56 tahanan kini tidak jelas keberadaan mereka, salah seorang adalah Alfredo Reinado. Rincian pasti tentang bagaimana mereka melarikan diri itu tidak diketahui saat ini," kata seorang juru bicara AFP, layaknya dikutip Kantor Berita Reuters.
Juru bicara itu mengatakan, polisi internasional di bawah kendali Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang melakukan pencarian terhadap para pelarian dari penjara Becora tersebut.
Sementara itu, Radio Australia ABC (Australian Broadcasting Corp.) melaporkan bahwa mereka yang melarikan itu tidak bersenjata.
Para pejabat di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia sedang berusaha untuk mengumpulkan keterangan.
Reinado dan 10 pengikutnya ditangkap oleh tentara Australia, yang memegang mandat PBB selaku pimpinan pemulihan keamanan di Timtim, Juli 2006. Ia ditahan atas tuduhan berusaha melakukan pembunuhan, dan pelanggaran undang-undang kepemilikan senjata api.
Timtim dilanda serangkaian protes yang meningkat menjadi kerusuhan pada Mei 2006 setelah 600 dari 1.400 tentaranya dipecat Perdana Menteri (PM) saat itu, Mari Alkatiri, yang kemudian digantikan Jose Ramos Horta.
Pada akhir Mei, Reinado memimpin para pendukungnya lari ke gunung-gunung di belakang Dili, dan menolak menyerahkan senjata mereka sampai PM Mari Alkatiri waktu itu dipecat.
Sekira 100.000 orang mengungsi dan paling tidak 20 orang tewas dalam kerusuhan yang memicu penggelaran pasukan perdamaian berkekuatan 2.500 personel dari Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Portugal.
Pemberontakan itu berasal dari perlakuan yang diskriminatif antara pasukan dari wilayah timur dan mereka yang dari barat negara itu.
Timtim adalah bekas wilayah jajahan Portugis sekira empat abad dan ditinggalkan begitu saja pada 1975, kemudian berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga menjadi provinsi ke-27.
Pada 1999, mayoritas rakyat Timtim dalam jajak pendapat di bawah payung PBB memilih melepaskan diri dari NKRI, dan merdeka pada 2002. Hingga kini, Timtim tercatat sebagai salah satu negara termiskin di dunia. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: