Rupiah melemah jadi Rp12.266 per dolar AS
24 Desember 2013 17:18 WIB
Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (24/12) tercatat, kurs rupiah menguat menjadi Rp12.215 per dolar AS dibandingkan dengan Rp12.246 per dolar AS pada 23 Desember. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah 67 poin menjadi Rp12.266 per dolar AS.
"Minimnya sentimen positif dari domestik kembali menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Selama ini, fokus pelaku pasar uang masih ke kinerja neraca perdagangan Indonesia dan neraca transaksi berjalan," kata Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Ia menambahkan permintaan dolar AS di dalam negeri juga masih cukup tinggi seiring dengan peningkatan kebutuhan korporasi untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo.
"Apalagi pelaku pasar uang di dalam negeri juga cenderung senang memegang mata uang asing, salah satunya dolar AS," katanya.
Menurut dia, membaiknya ekonomi Amerika Serikat pada kuartal ketiga tahun ini dan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan AS juga memicu kepercayaan investor pada dolar AS.
Selain itu, ia melanjutkan, pemangkasan stimulus keuangan Bank Sentral AS (the Federal Reserve) sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS dapat membuat likuiditas mata uang AS semakin ketat.
"Meski demikian, fluktuasi rupiah masih stabil menyusul penjagaan Bank Indonesia di pasar uang domestik agar tidak tertekan lebih dalam," kata dia.
"Minimnya sentimen positif dari domestik kembali menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Selama ini, fokus pelaku pasar uang masih ke kinerja neraca perdagangan Indonesia dan neraca transaksi berjalan," kata Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Ia menambahkan permintaan dolar AS di dalam negeri juga masih cukup tinggi seiring dengan peningkatan kebutuhan korporasi untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo.
"Apalagi pelaku pasar uang di dalam negeri juga cenderung senang memegang mata uang asing, salah satunya dolar AS," katanya.
Menurut dia, membaiknya ekonomi Amerika Serikat pada kuartal ketiga tahun ini dan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan AS juga memicu kepercayaan investor pada dolar AS.
Selain itu, ia melanjutkan, pemangkasan stimulus keuangan Bank Sentral AS (the Federal Reserve) sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS dapat membuat likuiditas mata uang AS semakin ketat.
"Meski demikian, fluktuasi rupiah masih stabil menyusul penjagaan Bank Indonesia di pasar uang domestik agar tidak tertekan lebih dalam," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: