Kota Mojokerto (ANTARA) - Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, mengadakan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) II dan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) II di Kelurahan Meri sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan keluarga dan mengatasi permasalahan stunting.

Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK (TP. PKK) Kota Mojokerto Nia Wayanti Ali Kuncoro saat membuka kegiatan tersebut di Kota Mojokerto, Jumat, menyampaikan bahwa dengan adanya SOTH dan Selantang dapat menciptakan keluarga yang tangguh, berpotensi dan berpeluang membantu mengatasi permasalahan stunting maupun permasalahan kemiskinan.

"Sekolah ini juga dapat mencetak orang tua hebat dengan kemampuan mendidik dengan baik dan benar terhadap anak. Para lansia dicetak menjadi lansia yang tangguh yang mempunyai kekuatan yang mandiri dan terdidik untuk membentuk keluarga yang baik," katanya.

Nia mengatakan bahwa untuk keberhasilan sekolah ini tentu ada sinergi dengan berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah maupun narasumber dari KUA dan IKA Unair yang telah bersedia berbagi ilmu.

Baca juga: Trenggalek miliki program sekolah nonformal untuk lansia
"Terima kasih bagi yang sudah membagikan ilmunya dalam SOTH dan Selantang," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Selantang Astanti menjelaskan bahwa Selantang II merupakan pendalaman bagi para siswa Selantang periode sebelumnya.

"Kalau pada Selantang I lebih banyak tentang materi, maka dalam Selantang II akan lebih banyak praktiknya, seperti bagaimana cara senam mengatasi ngompol pada lansia, wirausaha untuk lansia seperti menanam pohon," tuturnya.

Tanti menjelaskan bahwa untuk pembelajaran dalam Selantang akan dilakukan setiap Sabtu selama 10 kali pertemuan.

Baca juga: Pemkab Bangkalan luncurkan program SOTH untuk tekan stunting
"Lansia di Kelurahan Meri banyak yang berminat terhadap program ini, namun mengingat keterbatasan dana maka kita batasi jumlah pesertanya. Para murid Selantang juga sepakat agar pembelajaran dilakukan setiap satu pekan sekali setiap hari Sabtu," ujarnya.

Kepala SOTH Herlin menyampaikan bahwa para ibu balita sebagai siswa akan mendapatkan materi tentang parenting dari para kader penyuluh KB dan para narasumber dari IKA Unair, Puskesmas dan KUA.
Menurut dia, SOTH I dilaksanakan 13 kali pertemuan, sedangkan SOTH II dengan sembilan pertemuan dengan pemantapan materi dari para narasumber yang kompeten di bidangnya.

"Harapannya siswa SOTH mempunyai modal dalam mendidik anak dan juga menularkan ilmunya bagi orang lain. Sehingga bisa menurunkan angka balita stunting di Kelurahan Meri," katanya.

Baca juga: Pemkab Mojokerto gelorakan program Sehati-Sejoli tekan stunting
SOTH II dan Selantang II pada tahun ini dilaksanakan dengan penganggaran dari Dana Kelurahan Meri yang akan diikuti oleh 30 ibu balita dan 30 lansia.