Info Haji 2024
JCH diimbau perbanyak konsumsi air mineral di tanah suci
17 Mei 2024 01:13 WIB
Sejumlah jamaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sengatan sinar matahari saat melakukan wukuf di Padang Arafah, Selasa (27/6/2023). ANTARA/Dokumentasi Pribadi
Medan (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan mengimbau para jamaah calon haji (JCH), khususnya asal daerah itu untuk memperbanyak konsumsi air mineral dan membatasi aktivitas luar ruangan selama di tanah suci.
"Cuaca di sana sangat panas. Menteri haji dan umrah Arab Saudi menyampaikan suhu puncak haji bisa mencapai 48 hingga 50 derajat," ucap Ketua PPIH Embarkasi Medan Ahmad Qosbi di Medan, Kamis.
Untuk itu, lanjut Ahmad yang juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara meminta kepada jamaah, khususnya lanjut usia (lansia) agar melaksanakan sholat wajib di hotel.
Sebab, waktu wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi pada 9 Zulhijah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap JCH karena merupakan puncak ibadah haji.
Baca juga: Jamaah calon haji diminta pakai tabir surya saat di Tanah Suci
Data PPIH Embarkasi Medan menyebutkan musim haji tahun ini, calon haji reguler asal Provinsi Sumatera Utara sebanyak 8.624 orang, 416 orang di antaranya merupakan lansia.
"Kami imbau agar bapak ibu untuk menjaga kondisi fisiknya, jangan terlalu sering keluar hotel karena akan berdampak pada kondisi tubuh," ucapnya.
Pihaknya mengatakan dengan memperbanyak mengkonsumsi air mineral dan mengurangi aktivitas luar ruangan dapat menghindari dehidrasi bagi JCH lansia.
"Cuaca di tanah suci sangat berbeda dengan di tanah air. Maka, perbanyak minum. Bawa air minum selalu saat ke luar. Perbanyak istirahat, jika kondisi kurang sehat," ungkap Ahmad.
Baca juga: PPIH Embarkasi Solo imbau calhaj antisipasi cuaca panas di Tanah Suci
Sebelumnya, PPIH Arab Saudi meminta JCH Indonesia untuk menggunakan tabir surya (sunscreen) ketika di tanah suci, mengingat cuaca panas yang bisa menyentuh angka 40 derajat lebih beberapa hari terakhir.
"Jamaah dapat memakai tabir surya, untuk yang dengan SPF (Sun Protection Factor) yang sesuai untuk menghindari sengatan panas," ucap Kepala Seksi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah dr Leksmana Arry Chandra di Madinah, Sabtu (11/5).
Ia menjelaskan, menggunakan tabir surya sebagai upaya agar kulit tidak terbakar selama menunaikan ibadah haji, terutama saat beraktivitas di siang hari.
Bahkan, kata dia, semakin mendekati puncak haji cuaca akan lebih panas sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mencegah sengatan panas (heatstroke).
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Ini kiat hadapi cuaca panas di Tanah Suci
Dr Leks membagikan sejumlah saran agar jamaah terhindar dari sengatan panas itu yakni pertama sering minum air mineral (air putih). Minum air mineral yang cukup dapat terhindar dari dehidrasi.
"Kemana-mana saya sarankan untuk membawa air putih. Bisa dibuat semprotan untuk mendinginkan kepala atau badan, bisa juga untuk minum para jamaah," katanya.
"Cuaca di sana sangat panas. Menteri haji dan umrah Arab Saudi menyampaikan suhu puncak haji bisa mencapai 48 hingga 50 derajat," ucap Ketua PPIH Embarkasi Medan Ahmad Qosbi di Medan, Kamis.
Untuk itu, lanjut Ahmad yang juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara meminta kepada jamaah, khususnya lanjut usia (lansia) agar melaksanakan sholat wajib di hotel.
Sebab, waktu wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi pada 9 Zulhijah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap JCH karena merupakan puncak ibadah haji.
Baca juga: Jamaah calon haji diminta pakai tabir surya saat di Tanah Suci
Data PPIH Embarkasi Medan menyebutkan musim haji tahun ini, calon haji reguler asal Provinsi Sumatera Utara sebanyak 8.624 orang, 416 orang di antaranya merupakan lansia.
"Kami imbau agar bapak ibu untuk menjaga kondisi fisiknya, jangan terlalu sering keluar hotel karena akan berdampak pada kondisi tubuh," ucapnya.
Pihaknya mengatakan dengan memperbanyak mengkonsumsi air mineral dan mengurangi aktivitas luar ruangan dapat menghindari dehidrasi bagi JCH lansia.
"Cuaca di tanah suci sangat berbeda dengan di tanah air. Maka, perbanyak minum. Bawa air minum selalu saat ke luar. Perbanyak istirahat, jika kondisi kurang sehat," ungkap Ahmad.
Baca juga: PPIH Embarkasi Solo imbau calhaj antisipasi cuaca panas di Tanah Suci
Sebelumnya, PPIH Arab Saudi meminta JCH Indonesia untuk menggunakan tabir surya (sunscreen) ketika di tanah suci, mengingat cuaca panas yang bisa menyentuh angka 40 derajat lebih beberapa hari terakhir.
"Jamaah dapat memakai tabir surya, untuk yang dengan SPF (Sun Protection Factor) yang sesuai untuk menghindari sengatan panas," ucap Kepala Seksi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah dr Leksmana Arry Chandra di Madinah, Sabtu (11/5).
Ia menjelaskan, menggunakan tabir surya sebagai upaya agar kulit tidak terbakar selama menunaikan ibadah haji, terutama saat beraktivitas di siang hari.
Bahkan, kata dia, semakin mendekati puncak haji cuaca akan lebih panas sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mencegah sengatan panas (heatstroke).
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Ini kiat hadapi cuaca panas di Tanah Suci
Dr Leks membagikan sejumlah saran agar jamaah terhindar dari sengatan panas itu yakni pertama sering minum air mineral (air putih). Minum air mineral yang cukup dapat terhindar dari dehidrasi.
"Kemana-mana saya sarankan untuk membawa air putih. Bisa dibuat semprotan untuk mendinginkan kepala atau badan, bisa juga untuk minum para jamaah," katanya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: