WNI di Hong Kong terinfeksi H7N9 masih diisolasi
23 Desember 2013 13:16 WIB
Ilustrasi saat seorang gadis kecil terjangkit virus flu burung H7N9, melambai ke arah media saat meninggalkan ruang ICU menuju bangsal umum di RS Ditan, Beijing, Senin (15/4). Dua orang dari Provinsi Henan terinfeksi strain baru avian influenza, kasus pertama ditemukan di wilayah itu, sementara jumlah korban meninggal 13 dari 60 kasus setelah dua orang meninggal di Shanghai. (REUTERS/Stringer)
Beijing (ANTARA News) - Tri Mawarti, warga Indonesia di Hong Kong yang terinfeksi virus flu burung H7N9, hingga kini masih di ruang isolasi, meski kondisinya terus membaik.
Wanita asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu, telah beberapa hari di ruang isolasi, setelah sebelumnya berada di ruang gawat darurat RS Queen Mary, Hong Kong, karena kondisinya yang kritis akibat terinfeksi virus flu burung, kata Konsul Muda Penerangan Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong, Sam Ariyadi, Senin.
"Meski kondisinya sudah makin membaik, namun pihak otoritas kesehatan Hong Kong masih mengisolasi yang bersangkutan untuk observasi," kata Ariyadi.
Kasus yang dialami Mawarti itu flu burung galur H7N9 pertama di Hong Kong, yang menimpa manusia.
Wanita berusia 36 tahun itu, telah bebas dari berbagai alat bantu pernafasan dan masker, dan dapat berbicara secara normal dengan rekan atau keluarga yang menjenguknya, meski harus melalui interkom dan kamera dari ruang isolasi.
Ia juga telah dijenguk dan berkomunikasi dengan putrinya, Eka Fitria (16), yang didatangkan dari Indonesia.
"Kondisinya, makin menunjukkan perkembangan positif tetapi untuk kepentingan observasi yang lebih intensif, yang bersangkutan belum diperkenankan keluar dari ruang isolasi," kata Ariyadi.
Wanita asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu, telah beberapa hari di ruang isolasi, setelah sebelumnya berada di ruang gawat darurat RS Queen Mary, Hong Kong, karena kondisinya yang kritis akibat terinfeksi virus flu burung, kata Konsul Muda Penerangan Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong, Sam Ariyadi, Senin.
"Meski kondisinya sudah makin membaik, namun pihak otoritas kesehatan Hong Kong masih mengisolasi yang bersangkutan untuk observasi," kata Ariyadi.
Kasus yang dialami Mawarti itu flu burung galur H7N9 pertama di Hong Kong, yang menimpa manusia.
Wanita berusia 36 tahun itu, telah bebas dari berbagai alat bantu pernafasan dan masker, dan dapat berbicara secara normal dengan rekan atau keluarga yang menjenguknya, meski harus melalui interkom dan kamera dari ruang isolasi.
Ia juga telah dijenguk dan berkomunikasi dengan putrinya, Eka Fitria (16), yang didatangkan dari Indonesia.
"Kondisinya, makin menunjukkan perkembangan positif tetapi untuk kepentingan observasi yang lebih intensif, yang bersangkutan belum diperkenankan keluar dari ruang isolasi," kata Ariyadi.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: