Nigeria tingkatkan pengamanan jelang Natal
23 Desember 2013 12:19 WIB
Ilustrasi. Garis batas keamanan melingkupi tempat kejadian ledakan bom di gereja katolik St. Theresa (latar belakang) di Madalia, Suleja, diluar ibukota Nigeria, Abuja, Minggu (25/12). Kelompok militan Islam Boko Haram mengatakan mereka telah menanam bom yang meledak pada hari Natal di sejumlah gereja di Nigeria. (FOTO ANTARA/REUTERS/Afolabi Sotunde)
Abuja (ANTARA News) - Pasukan kepolisian Nigeria meningkatkan patroli, pengawasan dan operasi rahasia untuk mengamankan tempat-tempat yang mungkin menjadi sasaran serangan Boko Haram selama perayaan Natal, kata polisi, Minggu.
Kelompok militan tersebut melancarkan serangan setiap Natal selama tiga tahun terakhir. Serangan paling dramatis terjadi pada 2011 ketika mereka membom tiga gereja, termasuk Gereja Katholik St. Theresa di Madalla di pinggiran Abuja yang menewaskan 37 orang dan mencederai 57 lain.
"Seluruh pasukan serang dan satuan khusus dimobilisasi secara memadai untuk melakukan pengamanan," kata juru bicara kepolisian Frank Mba dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Reuters.
Presiden Goodluck Jonathan dikecam oleh oposisi, media dan diplomat Barat karena gagal melindungi warga sipil selama kekerasan 4,5 tahun.
Nigeria memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe pada 14 Mei, setelah gelombang serangan oleh kelompok militan tersebut.
Presiden Jonathan mengirim ribuan prajurit yang didukung kekuatan udara ke Nigeria timurlaut untuk mengatasi kekerasan militan yang telah berlangsung empat setengah tahun.
Pemerintah pada November memperpanjang keadaan darurat di kawasan itu, yang memberi militer waktu tambahan selama enam bulan lagi untuk menumpas militan.
Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.
Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.
Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.
Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.
Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.
Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.
Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.
Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen.
(M014)
Kelompok militan tersebut melancarkan serangan setiap Natal selama tiga tahun terakhir. Serangan paling dramatis terjadi pada 2011 ketika mereka membom tiga gereja, termasuk Gereja Katholik St. Theresa di Madalla di pinggiran Abuja yang menewaskan 37 orang dan mencederai 57 lain.
"Seluruh pasukan serang dan satuan khusus dimobilisasi secara memadai untuk melakukan pengamanan," kata juru bicara kepolisian Frank Mba dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Reuters.
Presiden Goodluck Jonathan dikecam oleh oposisi, media dan diplomat Barat karena gagal melindungi warga sipil selama kekerasan 4,5 tahun.
Nigeria memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe pada 14 Mei, setelah gelombang serangan oleh kelompok militan tersebut.
Presiden Jonathan mengirim ribuan prajurit yang didukung kekuatan udara ke Nigeria timurlaut untuk mengatasi kekerasan militan yang telah berlangsung empat setengah tahun.
Pemerintah pada November memperpanjang keadaan darurat di kawasan itu, yang memberi militer waktu tambahan selama enam bulan lagi untuk menumpas militan.
Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.
Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.
Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.
Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.
Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.
Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.
Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.
Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen.
(M014)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: