Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada pembukaan Senin pagi bergerak naik enam poin menjadi Rp12.200 per dolar AS.

Namun pada pukul 09.45 WIB, nilai tukar rupiah berbalik arah ke area negatif, melemah sebesar 14 poin menjadi Rp12.220 per dolar AS.

"Sentimen dari akan dimulainya pengurangan stimulus keuangan the Fed pada Januari 2014 mendatang menjadi penahan bagi mata uang rupiah untuk terus bergerak menguat lebih tinggi," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Nilai tukar dolar AS pun, menurut dia, diproyeksikan dapat kembali melanjutkan penguatan karena pelaku pasar yang masih banyak mengakumulasi menyusul kebutuhan dolar AS jelang akhir tahun yang cenderung meningkat.

"Belum banyaknya pelaku pasar yang beralih ke rupiah membuat nilai tukar domestik belum menguat signifikan dan dolar AS masih memiliki ruang untuk bergerak menguat," kata dia.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS kembali menguat setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga Amerika Serikat yang naik 4,1 persen, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya 3,6 persen.

"Laporan produk domestik bruto AS itu konsisten dengan perbaikan ekonomi AS, yang membenarkan keputusan the Fed pekan ini untuk menurunkan stimulus keuangan the Fed sebesar 10 miliar dolar AS," katanya.