Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meluncurkan novel yang bercerita tentang ibundanya, bernama "Athirah" yang juga dijadikan sebagai judul novel tersebut.

"Ibu merupakan tokoh sentral, di buku ini bercerita pengalaman, kisahnya dalam mengatasi masalah hidup tidak dengan menangis, tetapi dengan sikap positif," kata Jusuf Kalla saat peluncuran novel tersebut di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, sosok yang ia sebut Emma itu lah yang membentuk Jusuf Kalla seperi sosoknya kini.

Bagi dia, Emma adalah matahari yang selalu memberi nilai-nilai kehidupan dan prinsip-prinsip yang mewarnai hidupnya.

Novel yang diluncurkan tepat pada Hari Ibu itu bertutur mengenai perjuangan seorang ibu yang menikah di usia muda dan harus pula berbagi suami dengan perempuan lain.

Namun, kondisi itu menjadikan sosok yang jauh lebih kuat dalam mengarungi hidup, membesarkan anaknya dan tetap mendampingi suaminya.

"Ibu saya memang menerima kenyataan dan pasrah, dia mengatasi itu dengan berdagang dan berdakwah, sehingga bisa membesarkan kesepuluh anaknya," kata Jusuf.

Dalam kelembutan, ketegaran dan kesabaran seorang ibu seperti Athirah, Jusuf Kalla dibesarkan.

Jusuf berharap kehadiran novel tersebut bisa memberikan pembelajaran bagi masyarakat untuk selalu menghormati ibu.

"Membesarkan anak butuh keistimewaan, ketauladanan, dia mengawal pendidikan," katanya.

Ketika disinggung mengenai ide untuk meluncurkan buku tentang dirinya seperti yang dilakukan sebagian tokoh atau politisi saat ini, Jusuf Kalla tersenyum dan berpendapat belum waktunya.

"Saya tidak enak kalau meluncurkan tentang buku diri sendiri, lebih baik tentang ibu saya saja," katanya.

Novel tersebut ditulis oleh Alberthiene Endah yang menilai banyak kebijaksanaan yang diambil dari sosok Athirah, sehingga sisi-sisi emosional dalam novel tersebut sangat kuat dalam merangkai kisah Jusuf Kalla dan ibundanya.

"Lebih menggali imajinasi karena kalau menulis murni novel saya bisa bercerita kemana-mana, tapi ini kan ada unsur biografinya, jadi harus berdasarkan data," kata Alberthiene.

Namun, penulis yang akrab disapa "AE" itu mengatakan tidak terlalu sulit menuangkan cerita dari Jusuf Kalla ke dalam novel yang dikabarkan akan hadir di layar lebar itu.

"Saya kalau dipanggil oleh bapak (Jusuf Kalla) untuk mendengarkan ceritanya dan dia mulai menerawang, saya langsung bisa melukiskan karena saya yakin yang disampaikannya itu jujur," katanya.

Dia menilai dari cerita tentang Athirah, dia mengenal sosok Jusuf Kalla merupakan sosok yang rendah hati.

"Ajaran ibunya begitu melekat, dia begitu menginjak bumi," katanya.

Novel tersebut juga mengundang komentar dari sejumlah tokoh, seperti Andy F Noya yang menilai banyak nilai kehidupan yang berguna untuk dipelajari.

"Sosok Athirah merupakan sosok perempuan yang memberi warna dan keberhasilan Jusuf Kalla," katanya.

Selain itu juga dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat yang mengatakan banyak sisi unik kehidupan antara Athirah dan Jusuf Kalla.

"Lewat novel ini, kita menjadi tahu bahwa di sana ada Bunda Athirah yang sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter Jusuf Kalla. Ini mengingatkan peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya'," katanya.