Ilmuwan China kembangkan terobosan baru atasi kanker pada tanaman
16 Mei 2024 14:29 WIB
Gao Wenyuan (kedua dari kanan), Profesor di School of Pharmaceutical Science and Technology, Universitas Tianjin, memimpin timnya untuk melakukan penelitian di sebuah laboratorium di Kota Tianjin, China, pada bulan September 2023. ANTARA/Xinhua.
Tianjin (ANTARA) - Tim peneliti China berhasil mengembangkan bio-fungisida baru untuk memerangi penyakit busuk akar dalam budi daya Astragalus membranaceus, yang pada umumnya dikenal sebagai Huangqi atau akar Astragalus.
Dalam sebuah artikel yang dirilis di Chemical Engineering Journal belum lama ini, Profesor di School of Pharmaceutical Science and Technology, Universitas Tianjin, yang memimpin tim penelitian itu, Gao Wenyuan, menjelaskan bio-fungisida tersebut dapat menekan penyakit busuk akar dan meningkatkan metabolisme pertumbuhan Astragalus membranaceus.
Penyakit busuk akar merupakan sejenis kanker tanaman dan penyakit yang umum ditemui di daerah perkebunan tanaman obat China.
Penyakit tanaman ini disebabkan oleh sekumpulan jamur patogenik dan menjadi ancaman yang signifikan bagi budi daya Astragalus membranaceus.
Studi mekanistik menunjukkan bahwa bio-fungisida baru ini memberikan efek antijamur dengan menghambat gen pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum, menstimulasi produksi senyawa antijamur pada Astragalus membranaceus, dan mengaktifkan gen resistensinya.
"Bio-fungisida tersebut sama efektifnya dengan pestisida yang ada saat ini, tetapi biayanya lebih rendah dan lebih ramah lingkungan," ujar Gao, seraya menambahkan bahwa bio-fungisida tersebut memiliki potensi besar sebagai alternatif pestisida konvensional dan memiliki penerapan yang sangat besar dalam perlindungan tanaman.
Para peneliti berencana untuk mengoptimalkan lebih lanjut biayanya dan meningkatkan penggunaannya yang lebih luas di masa mendatang.
Dalam sebuah artikel yang dirilis di Chemical Engineering Journal belum lama ini, Profesor di School of Pharmaceutical Science and Technology, Universitas Tianjin, yang memimpin tim penelitian itu, Gao Wenyuan, menjelaskan bio-fungisida tersebut dapat menekan penyakit busuk akar dan meningkatkan metabolisme pertumbuhan Astragalus membranaceus.
Penyakit busuk akar merupakan sejenis kanker tanaman dan penyakit yang umum ditemui di daerah perkebunan tanaman obat China.
Penyakit tanaman ini disebabkan oleh sekumpulan jamur patogenik dan menjadi ancaman yang signifikan bagi budi daya Astragalus membranaceus.
Studi mekanistik menunjukkan bahwa bio-fungisida baru ini memberikan efek antijamur dengan menghambat gen pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum, menstimulasi produksi senyawa antijamur pada Astragalus membranaceus, dan mengaktifkan gen resistensinya.
"Bio-fungisida tersebut sama efektifnya dengan pestisida yang ada saat ini, tetapi biayanya lebih rendah dan lebih ramah lingkungan," ujar Gao, seraya menambahkan bahwa bio-fungisida tersebut memiliki potensi besar sebagai alternatif pestisida konvensional dan memiliki penerapan yang sangat besar dalam perlindungan tanaman.
Para peneliti berencana untuk mengoptimalkan lebih lanjut biayanya dan meningkatkan penggunaannya yang lebih luas di masa mendatang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: