Naypyitaw, Myanmar (ANTARA News) - Kontingen Indonesia dipastikan tidak hanya gagal total mempertahankan gelar juara umum di SEA Games 2013 Myanmar, tapi juga terpuruk di peringkat keempat karena sampai Sabtu, baru mengumpulkan total 64 emas, 83 perak dan 109.

Perolehan sehari menjelang upacara penutupan tersebut terpaut sembilan emas dari Vietnam yang berada di peringkat ketiga, atau jauh dari target semula 120 emas untuk mengamankan posisi sebagai juara umum.

Sementara Thailand dipastikan tampil sebagai juara umum untuk yang keenam kalinya karena sampai pukul 21.00 WIB sudah mengumpulkan 107 emas, 94 perak dan 80 perunggu, jauh di atas tuan rumah Myanmar yang juga dipastikan tampil sebagai runner-up dengan 84 emas, 61 perak dan 85 perunggu.

Dari hari ke hari, perjuangan Indonesia terasa semakin berat karena banyak banyak cabang yang gagal mencapai target.

Pada pertandingan Sabtu, Indonesia hanya mampu menambah tiga emas dari cabang kempo yang bertanding di Yangon, padahal terdapat sepuluh cabang yang diikuti kontingen Merah Putih.

Sepak bola, cabang paling populer yang diharapkan bisa menjadi penghibur di tengah keterpurukan dan sekaligus mengakhiri puasa gelar juara sejak SEA Games 1991 Manila, ternyata juga gagal mengatasi Thailand dan menyerah 0-1 di final yang berlangsung di Stadion Zeyar Thiri, Naypyitaw.

Demikian juga halnya dengan cabang bola voli putra yang langganan juara, kali ini juga takluk kepada Thailand.

Di antara cabang yang sebelumnya menjadi andalan, tapi pulang dengan tangan hampa karena gagal meraih satu pun medali emas adalah taekwondo dan judo. Sementara karate yang juga diandalkan, hanya mampu meraih dua emas.

Sebaliknya, cabang-cabang yang dianggap sukses dan karena meraih hasil sesuai dengan harapan atau target yang dicanangkan dari awal adalah atletik dengan enam emas, bulu tangkis (3), canoeing (4), sepeda (5), rowing (5), catur (4) dan wushu (4).

Kontingen Indonesia yang sempat optimistis di hari-hari pertama pertandingan, mulai diliputi suasana muram, terutama sejak seminggu terakhir karena prestasi yang diraih jauh dari harapan.

Terdapat pemandangan yang tidak biasa pada kontingen Indonesia dibandingkan dengan ketika mengikuti SEA Games sebelumnya karena tidak banyak terlihat para pengurus KONI maupun KOI di lapangan untuk menyaksikan perjuangan para atlet di lapangan.

"Para pengurus olahraga Indonesia tampaknya sedang tiarap," kelakar seorang wartawan Indonesia karena banyak dari para pengurus tersebut, terutama cabang gagal, terkesan menghindar saat akan diwawancarai.

(A032/Z002)