Naypyitaw (ANTARA News) - Atlet pencak silat Indonesia Mohammad Adhan masih menunggu penyematan medali emas SEA Games 2013 yang tertahan karena ada protes keras dari pelatih atlet tuan rumah Myanmar.

"Hingga saat ini saya belum menerima medali. Padahal saya sudah ditetapkan sebagai peraih medali emas," kata Mohammad Adhan di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu, kecewa.

Demi menunggu penyematan medali yang baru pertama kali dia raih serta satu-satunya medali emas kontingen Indonesia dari nomor tarung, Adhan rela tetap bertahan di Myanmar sementara atlet lain sudah kembali ke Tanah Air.

Medali emas dari nomor tarung kelas 55-60 kilogram itu merupakan sebuah kebanggaan bagi dia, keluarga serta jajaran pelatih yang selama ini menggemblengnya.

"Saya akan terus menunggu kejelasan terkait medali ini," kata peraih medali POM ASEAN itu.

Pria asal Donggala, Sulawesi Tengah, itu merebut emas nomor tarung setelah empat dari lima wasit menyatakan kemenangan dia atas atlet tuan rumah Ye Kyaw Thu di Zeyar Thiri Indoor Stadium C, Naypyitaw, Minggu (15/12).

Namun pelatih Myanmar memprotes kemenangan itu. Ofisial yang seharusnya tidak boleh berada di sekitar gelanggang juga melakukan aksi protes meski semua wasit telah memutuskan kemenangan Mohammad Adhan.

Menurut pelatih dari Myanmar, Mohammad Adhan dua kali keluar dari gelanggang sehingga harus mendapatkan pengurangan poin. Namun menurut wasit atlet asal Donggala itu hanya sekali keluar gelanggang.

Sebenarnya protes bisa diselesaikan. Namun menjelang penyerahan medali Komite Olimpiade Myanmar meminta penyerahan medali ditunda hingga menjelang penutupan pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara itu pada Minggu (22/12).

Jika medali emas itu akhirnya tidak jadi diberikan kepada Mohammad Adhan maka Indonesia batal menjadi juara umum dan Myanmar yang akan berbalik menjadi juara umum pencak silat SEA Games 2013.