Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjajaki pembelian 32 panser angkut personel VAB dari Prancis untuk mendukung Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang disiapkan melaksanakan tugas di bawah payung pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL), kata Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan di Dephan, Laksamana Muda Yuwendi. Departemen Pertahanan (Dephan) akan melakukan penjajakan ke Prancis pada 5 September 2006, agar pengadaan 32 panser tersebut dapat segera dipenuhi, ujarnya di Jakarta, Selasa. "Rencananya, panser tersebut akan langsung dikirimkan ke Lebanon sebelum pasukan TNI tiba di Lebanon, sehingga lebih efektif dan efisien," katanya. Pengiriman Batalyon Mekanis TNI ke Lebanon diperkirakan menelan dana senilai Rp380 miliar, yang sebagian digunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan pasukan, antara lain 32 panser angkut personel VAB dari Prancis. Saat ini, personel maupun peralatan pendukung TNI yang akan dikirim ke Lebanon terus disiapkan sambil menunggu keputusan resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang waktu keberangkatan, serta konsep operasi dan aturan dalam penugasan pemeliharaan perdamaian (rule of engagement). Sekira 1.000 personel TNI kini tengah menjalani latihan pra-tugas di Markas Divisi 1/Kostrad di Cilodong, Bogor, Jawa Barat. Latihan pra-tugas yang berlangsung 29 Agustus hingga 12 September 2006 itu bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasi Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Mekanis TNI, baik secara taktis dan teknik militer sesuai dengan ketentuan PBB. Mereka mengutamakan materi umum latihan, antara lain pertahanan pos, patroli keamanan, taktis bertempur kendaraan, navigasi darat, perlakuan tawanan, situasi dalam operasi, serta pengetahuan Night Vision Google (NVG) atau pengamatan waktu malam. Secara khusus, mereka dilatih pertempuran praktis, menjaga kebersihan dan sanitasi, pemahaman aturan, menanggani kasus pelecehan seksual, serta pendampingan kemanusiaan. Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letnan Jenderal TNI Endang Suwarya, mengemukakan bahwa hingga kini pihaknya belum menerima konsep operasional dan aturan dalam penugasan pelaksanaan operasi UNIFIL. "Kemungkinan dalam dua hari ini, kita sudah terima konsep operasi dan rule of engagement," tambahnya. (*)