Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan bahwa pengembangan kompetensi utama triatlet digital merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengelola kesenjangan keterampilan digital.

"Dunia diprediksi akan menghadapi kekurangan keterampilan digital global, dengan lebih dari 60 persen manajer perekrutan di seluruh dunia melaporkan kesulitan dalam menemukan talenta digital yang berkualitas," kata Nezar Patria melalui keterangan resminya, Rabu.

Selain itu, dia menuturkan bahwa transformasi digital global telah mengubah lanskap penawaran dan permintaan talenta digital. Sehingga, dunia diperkirakan akan membutuhkan sekitar 149 juta talenta kompeten di bidang digital guna mengimbangi laju transformasi digital yang semakin deras.

Baca juga: ASEAN Foundation kolaborasi tingkatkan keterampilan digital anak muda

Oleh karena itu, Nazer Patria meminta kepada setiap negara harus memiliki tiga kompetensi utama untuk menyiapkan talenta digital seperti digital strategist, digital innovator dan digital driver.

"Pertama, digital strategist yang memiliki kemampuan untuk merespons tren pasar dengan visi dan dampak yang besar. Kedua, digital innovator yang mampu mendorong inovasi berdasarkan data. Dan ketiga, digital driver yang memiliki kemampuan untuk menginisiasi kolaborasi strategis dengan ketangkasan yang kuat," jelasnya.

Hal tersebut digaungkan bukan tanpa alasan, dia menilai bahwa keterampilan itu diperlukan untuk mengejar transformasi digital. Tak berlebihan jika banyak pemimpin pemerintahan berupaya mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan.

Baca juga: Lima kompetensi serba digital untuk menunjang karir pada 2024

"Profesi teratas dalam lima tahun ke depan akan membutuhkan kompetensi digital yang tinggi, seperti Spesialis AI dan Pembelajaran Mesin, Insinyur Robotika, dan Arsitek Basis Data. Saat ini tantangan pemerintah berkaitan dengan upaya mempertahankan talenta digital yang ada," ungkapnya.

Fakta negatif jika hal tersebut tidak direalisasikan dengan baik, akan terdapat sekitar 85 juta pekerjaan yang tidak terisi pada tahun 2030. Oleh karena itu, penyelenggaraan lokakarya sangat relevan untuk memberikan masukan dan saran dalam pengembangan transformasi digital.

"Saya yakin acara ini akan memberikan masukan yang berharga bagi kami dalam menyusun perencanaan strategis untuk mempersiapkan sumberdaya manusia di sektor digital," harapnya.

Baca juga: Google sediakan 5.000 beasiswa keterampilan digital untuk Kemenkominfo

Baca juga: Pentingnya keterampilan TIK untuk wujudkan SDM digital di Indonesia

Baca juga: Keterampilan digital tinggi dapat tingkatkan PDB tahunan Indonesia