Seoul (ANTARA News) - Korea Utara mengancam akan melancarkan serangan "tanpa ampun" ke Korea Selatan setelah pegiat negara itu membakar boneka penguasa dinasti Kim pada peringatan hari kematian Kim Jong-Il.

Ancaman itu tertuang dalam sebuah pesan yang dikirim pada Kamis (18/12) oleh sekretariat Komisi Pertahanan Nasional, badan militer tertinggi di Korea Utara, melalui saluran hotline militer, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Dalam unjukrasa pada peringatan meninggalnya Kim Jong-Il pada Selasa lalu (15/12), kelompok konservatif Korea Selatan membakar boneka pemimpin muda Korea Utara Kim Jong-Un serta almarhum ayah dan kakeknya.

Korea Utara mengatakan aksi tersebut telah menyinggung "kehormatan tertinggi" para pemimpinnya dan mengancam akan melakukan pembalasan "tanpa ampun" tanpa peringatan, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan seperti dilansir kantor berita AFP.

"Kami telah mengirim balasan dan bertekad akan bereaksi tegas atas setiap provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara," Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-Seok.

Ancaman Korea Utara tersebut muncul ditengah meningkatnya kekhawatiran mengenai stabilitas rezim itu setelah pekan lalu dilakukan eksekusi Jang Song-Thaek, pejabat tinggi yang juga paman dan bekas mentor politik Kim Jong-Un.

Seoul dan Washington memperingatkan kemungkinan munculnya aksi provokatif dari Korea Utara.

Korea Utara memiliki sejarah panjang mengenai retorika perang, dan seringkali mengancam akan menyerang Korea Selatan.

Ketegangan antara kedua Korea itu mulai tampak menurun setelah sempat meningkat pada Februari, saat Korea Utara menggelar uji nuklir bawah tanah ketiga.

Namun hubungan kedua negara kembali memanas dalam beberapa minggu terakhir.

(Uu.S022)