Gitar Indonesia catat transaksi potensial Rp15,5 miliar di Jepang
14 Mei 2024 19:34 WIB
Produk gitar asal Indonesia yang ikut serta dalam pameran Sound Messe in Osaka 2024–Osaka Guitar Show di ATC Hall, Osaka, Jepang pada 11-12 Mei 2024. ANTARA/HO-Kemendag.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyebut produk gitar asal Indonesia berhasil mencatatkan transaksi potensial sebesar 963 ribu dolar AS atau senilai Rp15,5 miliar pada pameran Sound Messe in Osaka 2024 - Osaka Guitar Show ada 11-12 Mei 2024 di ATC Hall, Osaka, Jepang.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka Didit Akhdiat Suryo mengatakan, pameran ini merupakan ajang yang tepat untuk mempromosikan produk alat musik, khususnya gitar akustik dan listrik asal Indonesia ke pasar Jepang.
"Selain itu, potensi ekspor sektor ini masih dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan tarif preferensi 0 persen untuk masuk ke Jepang melalui skema Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)," ujar Didit melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Produsen gitar dari Sukoharjo optimalkan penjualan melalui daring
Konsul Jenderal RI di Osaka John Tjahjanto Boestami menyampaikan, selain mempromosikan produk, pameran ini dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam menciptakan karya kreasi baru.
Keikutsertaan produsen Indonesia dalam Sound Messe in Osaka 2024 ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempromosikan produk alat musik, khususnya gitar Indonesia yang semakin mendapat pengakuan di dunia internasional.
"Melalui pameran ini, diharapkan dapat memacu kreativitas dan inovasi para perajin Indonesia dalam menghasilkan produk gitar yang berkualitas," kata John.
Total lebih dari 10.000 produk alat musik yang ditampilkan dalam tujuh zona, yaitu zona akustik, elektrik, boutique, pedal summit, ukulele, shop, dan zona variety. Tahun ini, penyelenggara menargetkan kehadiran pengunjung sebanyak 2.500 orang, lebih banyak dari tahun 2023.
Lima jenama produsen gitar Indonesia berpartisipasi pada stan Indonesia yang berlokasi di zona akustik.
Baca juga: Kemendag menyusun strategi perdagangan hadapi perubahan iklim
Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari mengatakan, tren penjualan gitar akustik dan listrik di Jepang saat ini terus meningkat. Nilai penjualan pada 2022 mencapai Rp770 miliar atau naik 5,6 persen dibanding 2021.
Merry juga menyampaikan, keikutsertaan pameran ini berpotensi membuka peluang kerja sama dengan jenama internasional.
"Keikutsertaan produsen gitar Indonesia dalam pameran ini, diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dengan merek internasional tersebut, serta toko ritel alat musik terkemuka di Jepang," ujar Merry.
Berdasarkan data dari Japan Customs, pada 2023, Indonesia menjadi pemasok utama keempat untuk gitar akustik dengan nilai ekspor Rp34,94 miliar dengan pangsa pasar sebesar 7 persen.
Negara-negara yang termasuk dalam tiga besar pemasok gitar akustik ke Jepang, yaitu Amerika Serikat dengan nilai ekspor Rp206,62 miliar dengan pangsa pasar sebesar 43 persen, diikuti Tiongkok Rp156,26 miliar dengan pangsa pasar 32 persen, dan Meksiko Rp37,85 miliar dengan pangsa pasar sebesar 8 persen.
Sementara itu untuk gitar listrik, Indonesia menjadi pemasok ketiga terbesar dengan nilai ekspor Rp218,19 miliar, setelah Amerika Serikat Rp673,66 miliar, dan Tiongkok Rp264,78 miliar.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka Didit Akhdiat Suryo mengatakan, pameran ini merupakan ajang yang tepat untuk mempromosikan produk alat musik, khususnya gitar akustik dan listrik asal Indonesia ke pasar Jepang.
"Selain itu, potensi ekspor sektor ini masih dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan tarif preferensi 0 persen untuk masuk ke Jepang melalui skema Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)," ujar Didit melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Produsen gitar dari Sukoharjo optimalkan penjualan melalui daring
Konsul Jenderal RI di Osaka John Tjahjanto Boestami menyampaikan, selain mempromosikan produk, pameran ini dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam menciptakan karya kreasi baru.
Keikutsertaan produsen Indonesia dalam Sound Messe in Osaka 2024 ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempromosikan produk alat musik, khususnya gitar Indonesia yang semakin mendapat pengakuan di dunia internasional.
"Melalui pameran ini, diharapkan dapat memacu kreativitas dan inovasi para perajin Indonesia dalam menghasilkan produk gitar yang berkualitas," kata John.
Total lebih dari 10.000 produk alat musik yang ditampilkan dalam tujuh zona, yaitu zona akustik, elektrik, boutique, pedal summit, ukulele, shop, dan zona variety. Tahun ini, penyelenggara menargetkan kehadiran pengunjung sebanyak 2.500 orang, lebih banyak dari tahun 2023.
Lima jenama produsen gitar Indonesia berpartisipasi pada stan Indonesia yang berlokasi di zona akustik.
Baca juga: Kemendag menyusun strategi perdagangan hadapi perubahan iklim
Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari mengatakan, tren penjualan gitar akustik dan listrik di Jepang saat ini terus meningkat. Nilai penjualan pada 2022 mencapai Rp770 miliar atau naik 5,6 persen dibanding 2021.
Merry juga menyampaikan, keikutsertaan pameran ini berpotensi membuka peluang kerja sama dengan jenama internasional.
"Keikutsertaan produsen gitar Indonesia dalam pameran ini, diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dengan merek internasional tersebut, serta toko ritel alat musik terkemuka di Jepang," ujar Merry.
Berdasarkan data dari Japan Customs, pada 2023, Indonesia menjadi pemasok utama keempat untuk gitar akustik dengan nilai ekspor Rp34,94 miliar dengan pangsa pasar sebesar 7 persen.
Negara-negara yang termasuk dalam tiga besar pemasok gitar akustik ke Jepang, yaitu Amerika Serikat dengan nilai ekspor Rp206,62 miliar dengan pangsa pasar sebesar 43 persen, diikuti Tiongkok Rp156,26 miliar dengan pangsa pasar 32 persen, dan Meksiko Rp37,85 miliar dengan pangsa pasar sebesar 8 persen.
Sementara itu untuk gitar listrik, Indonesia menjadi pemasok ketiga terbesar dengan nilai ekspor Rp218,19 miliar, setelah Amerika Serikat Rp673,66 miliar, dan Tiongkok Rp264,78 miliar.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: