Chris John mundur dari tinju
19 Desember 2013 20:17 WIB
Chris John VS Vetyeka. Petinju Indonesia Chris John (kanan) terjatuh saat bertanding melawan petinju Afsel Simpiwe Vetyeka (tengah) pada kelas bulu versi WBA di Metro City, Perth, Australia, Jumat (6/12). Simpiwe Vetyaka dinyatakan menang TKO atas Chris John pada ronde keenam, dan berhasil menggabungkan juara dunia kelas bulu versi WBA dan IBO. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Semarang (ANTARA News) - Petinju Indonesia Chris John akhirnya memutuskan untuk mundur dari dunia tinju setelah gagal mempertahankan gelar saat kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Australia, awal Desember 2013.
Petinju dengan rekor bertarung 48 kali menang (22 di antaranya dengan KO), tiga kali seri, dan sekali kalah, ketika dihubungi dari Semarang, Kamis, mengatakan dari pertandingan terakhir (melawan Simpiwe Vetyeka) dirinya merasa fisiknya sudah menurun.
"Dari pertarungan terakhir, saya merasa fisik saya sudah mulai menurun dan mungkin juga faktor usia," kata ayah dari Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani tersebut.
Menurut petinju kelahiran Jakarta, 14 September 1979 tersebut, seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa dirinya akan pensiun pada usia 35-an tahun. "Saat ini saatnya saya untuk mundur," katanya.
Ketika ditanya apakah langkah untuk mundur ini sudah dikonsultasikan dengan pelatih Craig Christian, suami mantan atlet wushu Jateng Ana Maria Megawati tersebut mengatakan, sudah dan yang bersangkutan mendukung keputusan dirinya karena kondisi badan dia yang tahu adalah dirinya sendiri.
"Saya sudah konsultasi dengan Craig Christian dan pelatih juga mendukung semua keputusanku karena kondisi badanku yang yang tahu ya saya sendiri," katanya menegaskan.
Menyinggung rencana ke depan, petinju asal Kabupaten Banjarnegara, Jateng, tersebut mengatakan, sampai kini belum ada rencana apa-apa. "Nanti saya dan manajemen akan bicara lebih lanjut," katanya.
Chris John menjadi juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) setelah mengalahkan petinju Kolombia Oscar Leon melalui pertarungan ad-interim di Bali, 26 September 2003.
Setelah itu Chris John berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 18 kali. Dari 18 kali mempertahankan gelar tersebut, lima di antaranya melalui pertarungan wajib atau "mandatory fight" yaitu melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Derrick Gainner (Amerika Serikat), Juan Manuel Marquez (Meksiko), Roinet Caballero (Panama), Hiroyuki Enoki (Jepang).
Bahkan, usai mengalahkan Hiroyuki Enoki di Jepang, 24 Oktober 2008, Chris John berhak menyandang gelar Super Champions kelas bulu WBA karena berhasil mempertahankan gelar sebanyak 10 kali tanpa putus.
Kemudian, sisanya (15 kali) mempertahankan gelar melalui pertarungan pilihan atau "choice" termasuk tiga kali seri yaitu melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Rocky Juarez (Amerika Serikat), dan Satoshi Hosono (Jepang).
Pertarungan pilihan yang dijalani Chris John adalah saat mengalahkan Osamu Sato (Jepang), Tommy Brouwn (Australia), Renant Acosta (Panama), Zaiki Takemoto (Jepang), Fernando David Saucedo (Argentina), Daud Yordan (Indonesia), Stanyslav Merdov (Ukraina), Shoji Kimora (Jepang), dan Chonlatarm Piriyapinyo (Thailand).
Pada pertarungan terakhir di Metro City, Perth, Australia Barat, Australia, 6 Desember 2013, Chris John gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah TKO ronde keenam (tidak melanjutkan pertarungan pada ronde ketujuh). (H015/N002)
Petinju dengan rekor bertarung 48 kali menang (22 di antaranya dengan KO), tiga kali seri, dan sekali kalah, ketika dihubungi dari Semarang, Kamis, mengatakan dari pertandingan terakhir (melawan Simpiwe Vetyeka) dirinya merasa fisiknya sudah menurun.
"Dari pertarungan terakhir, saya merasa fisik saya sudah mulai menurun dan mungkin juga faktor usia," kata ayah dari Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani tersebut.
Menurut petinju kelahiran Jakarta, 14 September 1979 tersebut, seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa dirinya akan pensiun pada usia 35-an tahun. "Saat ini saatnya saya untuk mundur," katanya.
Ketika ditanya apakah langkah untuk mundur ini sudah dikonsultasikan dengan pelatih Craig Christian, suami mantan atlet wushu Jateng Ana Maria Megawati tersebut mengatakan, sudah dan yang bersangkutan mendukung keputusan dirinya karena kondisi badan dia yang tahu adalah dirinya sendiri.
"Saya sudah konsultasi dengan Craig Christian dan pelatih juga mendukung semua keputusanku karena kondisi badanku yang yang tahu ya saya sendiri," katanya menegaskan.
Menyinggung rencana ke depan, petinju asal Kabupaten Banjarnegara, Jateng, tersebut mengatakan, sampai kini belum ada rencana apa-apa. "Nanti saya dan manajemen akan bicara lebih lanjut," katanya.
Chris John menjadi juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) setelah mengalahkan petinju Kolombia Oscar Leon melalui pertarungan ad-interim di Bali, 26 September 2003.
Setelah itu Chris John berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 18 kali. Dari 18 kali mempertahankan gelar tersebut, lima di antaranya melalui pertarungan wajib atau "mandatory fight" yaitu melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Derrick Gainner (Amerika Serikat), Juan Manuel Marquez (Meksiko), Roinet Caballero (Panama), Hiroyuki Enoki (Jepang).
Bahkan, usai mengalahkan Hiroyuki Enoki di Jepang, 24 Oktober 2008, Chris John berhak menyandang gelar Super Champions kelas bulu WBA karena berhasil mempertahankan gelar sebanyak 10 kali tanpa putus.
Kemudian, sisanya (15 kali) mempertahankan gelar melalui pertarungan pilihan atau "choice" termasuk tiga kali seri yaitu melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Rocky Juarez (Amerika Serikat), dan Satoshi Hosono (Jepang).
Pertarungan pilihan yang dijalani Chris John adalah saat mengalahkan Osamu Sato (Jepang), Tommy Brouwn (Australia), Renant Acosta (Panama), Zaiki Takemoto (Jepang), Fernando David Saucedo (Argentina), Daud Yordan (Indonesia), Stanyslav Merdov (Ukraina), Shoji Kimora (Jepang), dan Chonlatarm Piriyapinyo (Thailand).
Pada pertarungan terakhir di Metro City, Perth, Australia Barat, Australia, 6 Desember 2013, Chris John gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah TKO ronde keenam (tidak melanjutkan pertarungan pada ronde ketujuh). (H015/N002)
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: