Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku salah karena belum bisa menyediakan angkutan umum yang ramah perempuan.
"Sekarang kan orang naik motor karena terpaksa, orang merasa motor lebih aman dan lebih nyaman, perempuan pun lebih memilih naik motor ketimbang mengalami pelecehan di bus. Memang itu salah kami tidak pernah menyediakan bus yang baik," kata Ahok di Balaikota, Kamis.
Oleh sebab itu, Pemprov DKI Jakarta akan segera menyediakan bus dengan standar pelayanan minimum (SPM).
"Kita akan sediakan bus yang baik sesuai dengan standar pelayanan minimum, yang nunggunya cuma 10 menit. Karena kecelakaan motor 3--5 orang per hari yang meninggal," katanya.
Terkait dengan peningkatan mutu pelayanan angkutan umum, Ahok menyayangkan program penerapan teknologi Identifikasi Frekuensi Radio (RFID) Pertamina.
"Makanya kami tuh sebetulnya menyayangkan program RFID-nya Pertamina, itu harusnya bukan untuk mobil pribadi, tapi untuk angkutan umum, untuk truk-truk, kalau untuk mobil pribadi tambah macet, itu yang Pak Gubernur protes waktu ada mobil murah gitu," katanya.
Lebih lanjut, Ahok bahkan memperkirakan Pemprov DKI Jakarta mampu menggratiskan ongkos Bus TransJakarta dengan catatan APBD mencapai Rp100 triliun.
"Mudah-mudahan 2016-2017 APBD kita bisa mencapai Rp100 triliun, makanya kita lagi hitung-hitung sekarang, kalau benar, mungkin bus-bus bisa kita bayar per kilometer," katanya.
Belum ada angkot ramah perempuan, Ahok merasa bersalah
19 Desember 2013 15:41 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ANTARA)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: