Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu Eka Rika Rino di Bengkulu, Selasa, menyebutkan, selain memperkuat pendampingan, pihaknya juga terus meningkatkan penyuluhan terhadap pasangan calon pengantin dan menjamin asupan gizi anak-anak di bawah umur lima tahun.
"Fokus kita sekarang memperkuat langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai target berikutnya yaitu nol stunting," ujar dia.
Upaya menekan angka stunting di Kota Bengkulu berpacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dengan strategi yang ditekankan yakni meningkatkan kualitas hidup dalam berkeluarga, pola asuh anak, peningkatan pelayanan kesehatan hingga terkait air minum dan sanitasi.
Baca juga: Dinkes Kota Bengkulu lakukan pendataan balita guna atasi stunting
Kemudian, Pemkot Bengkulu juga terus menjaga komitmen antara OPD penanggung jawab layanan dengan stakeholder serta masyarakat dan pihak terkait lainnya.Baca juga: Dinkes Kota Bengkulu lakukan pendataan balita guna atasi stunting
"Sangat diperlukan peran bersama lembaga atau instansi lain karena melalui tugas dan fungsinya akan sangat membantu pemerintah mencapai nol stunting," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu Dewi Dharma mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mencegah pernikahan usia dini.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menjalankan program ketahanan remaja meliputi Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
Baca juga: Pemkot Bengkulu fokus turunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem
Melalui program tersebut keluarga yang mempunyai remaja untuk mewujudkan kepedulian dan tanggung jawab orang tua dalam membimbing, membina anak dan remaja melalui interaksi yang harmonis.Baca juga: Pemkot Bengkulu fokus turunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem
"Kelompok ini melakukan pertemuan dan pembinaan secara rutin terhadap orang tua yang mempunyai anak remaja. Yang harus dipahami orang tua mempunyai peran penting dalam keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai pernikahan usia dini," kata Dewi.
Pemkot Bengkulu mencatat kasus stunting di wilayah tersebut mengalami penurunan hingga 6,2 persen pada 2023.
Menurut Dewi, prevelensi stunting Kota Bengkulu turun drastis, pada 2022 sebesar 12,9 persen, turun menjadi 6,7 persen pada 2023.
Baca juga: Kepala BKKBN: Penurunan stunting di Kota Bengkulu bisa jadi pedoman
Penurunan angka stunting tersebut berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.Baca juga: Kepala BKKBN: Penurunan stunting di Kota Bengkulu bisa jadi pedoman