Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana (Ditjen PSP) mengatakan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Biogas bakal menjadi fondasi untuk membangun pertanian masa depan yang ramah lingkungan.

"Jadi, pertanian modern itu pertanian yang dibangun secara terpadu dalam kegiatan hulu sampai hilir dengan menggunakan inovasi teknologi yang tepat guna. Tentu kegiatan yang sangat bisa memberikan kontribusi pertanian modern itu biogas," kata Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Hermanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Dikatakan pula bahwa konsep pertanian yang dibangun di Indonesia ialah pertanian yang bersifat berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hermanto menjelaskan bahwa UPPO Biogas ialah salah satu kegiatan yang merupakan pertanian ramah lingkungan serta menilai UPPO Biogas sebagai bentuk nyata dari pertanian modern masa depan.

Sekretaris Ditjen PSP Kementan ini mengatakan bahwa UPPO Biogas juga menghasilkan pupuk organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga pertanian yang dibangun dalam konsep pertanian Upland Project bisa konsisten berbasis ekologi dan ramah lingkungan.

Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman.

"Secara umum kandungan nutrisi hara dalam pupuk organik tergolong rendah dan agak lambat terserap oleh tanaman karena masih terikat oleh bahan organik tersedia sehingga diperlukan pupuk organik dalam jumlah cukup banyak," ujarnya.

Pupuk organik yang telah dikomposkan harus diolah baik dengan cara pengomposan aerobik maupun fermentasi anerobik menggunakan biodigester dapat menyediakan unsur hara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk segar.

Ia mengemukakan bahwa sistem UPPO Biogas dapat menjadi masa depan pertanian dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

Program yang efisien mencapai tiga target sekaligus produksi pupuk organik, mengolah gas metan menjadi biogas pengganti gas berbasis fosil, dan peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

"Saya berharap UPPO-Biogas tidak hanya bergerak di bidang pertanian, tetapi juga menjadi bisnis prospek. Jadi, selain untuk kelompok sendiri juga dapat dikomersialkan sehingga menambah penghasilan," jelasnya.

Baca juga: Mentan pacu Sulbar produksi pertanian bantu pasok pangan untuk IKN
Baca juga: Pejabat Kementan bayarkan biaya renovasi kamar anak SYL Rp200 juta


Manajer Unit Upland Project Farakka Sari mengatakan bahwa saat ini UPPO Biogas telah tersebar di 12 kabupaten di seluruh Indonesia, di antaranya Lebak, Subang, Garut, Tasik, Banjarnegara, Magelang, Purbalingga. Malang, Sumenep, Lombok Timur, Gorontalo, dan Minahasa Selatan (Minsel).

Farakka menilai program UPPO Biogas yang berjalan di 12 daerah bakal menjadi cikal bakal pertanian modern masa depan.

Ia berharap fasilitator desa mendapat pengetahuan dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepada masyarakat.

Fasilitator desa dapat mengimplementasikan pengetahuan di tengah masyarakat desa. Dengan demikian, nantinya masyarakat petani dapat ditiru oleh masyarakat lainnya.

"Saya harap fasilitator desa ini bisa memahami dan memiliki pengetahuan untuk memantau petani-petani kita dalam hal yang sifatnya teknis untuk mengembangkan UPPO Biogas salah satunya," tuturnya.