Dosen IBI Darmajaya ciptakan pendeteksi plagiat
19 Desember 2013 01:02 WIB
ilustrasu Sejumlah mahasiswa berada di dekat spanduk bertuliskan tagline gerakan anti plagiat terbentang di gedung kampus IKIP PGRI Madiun, Jatim, Minggu (14/10). (FOTO ANTARA/Siswowidodo)
Bandarlampung (ANTARA News) - Budaya plagiarism atau penjiplakan menyita perhatian dosen Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Darmajaya, Warsilah S.Kom, MT melalui penelitiannya membuat sistem pendeteksi plagiarism yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi persentase kemiripan suatu naskah dalam multibahasa.
Menurut dosen Jurusan Sistem Informasi yang pernah meraih penghargaan sebagai dosen berprestasi tingkat Kopertis Wilayah II tahun 2010 itu, di Bandarlampung, Rabu, ide membuat sistem pendeteksi plagiarism ini muncul melihat kemudahan masyarakat akademik melakukan copy paste dari jurnal-jurnal dengan kemajuan sistem informasi saat ini.
Padahal itu merupakan bentuk pelanggaran dan pelecehan hak intelektual orang lain, katanya pula.
"Saya berharap dengan adanya software ini, akan memberikan dampak membantu meminimalkan adanya plagiarism di Indonesia, sehingga dapat tercapai iklim akademik yang jujur dan bertanggungjawab," ujarnya pula.
Sistem pendeteksi yang digagas lulusan Magister ITB tahun 2007 ini, memiliki sejumlah keunggulan.
Warsilah menyebutkan, perangkat ini dapat mendeteksi kesamaan karya ilmiah dengan tingkat kesamaan lebih akurat mencapai 90 persen.
Menurutnya, hal itu disebabkan selain difasilitasi dengan pembanding kata yang bersinonim, software ini juga bisa mendeteksi kesamaan katanya dari file bermacam-macam tipe, mulai dari docx, TXT hingga PDF.
Dia mengakui, pada software ciptaannya ini, pendeteksian penjiplakan akan dilakukan secara bertahap.
Ia menuturkan, tahan pertama akan menghasilkan sistem yang dapat melakukan pemindaian atau penelusuran terhadap kemiripan kalimat di dalam suatu dokumen berbahasa Indonesia.
Tahap lainnya, juga akan ada pemindaian dokumen yang dilakukan dari dokumen berbahasa Indonesia yang akan diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Inggris untuk kemudian dilakukan pemindaian.
"Sistem pendeteksi yang saya ciptakan ini akan membandingkan dokumen yang akan ditelusuri kemudian dibandingkan dengan dokumen yang berbahasa Indonesia. Hasil perbandingan akan dinyatakan dalam bentuk persentase tingkat kemiripan. Tidak hanya pemindaian ke bahasa Indonesia, melalui sistem pendeteksi ini juga dapat melakukan pemindaian ke bahasa Asing," kata dosen pengempu mata kuliah Manajeman Proyek IT dan Analis Sistem Informasi ini.
Ia menjelaskan lebih lanjut, pada software buatannya ini database sangat mempengaruhi hasil keakuratannya. Semakin banyak sinonim kata yang masuk dalam database, dalam bentuk dokumen dan jurnal-jurnal, maka akan semakin mempertinggi tingkat keakuratan hasilnya.
Menanggapi prestasi dosen yang berhasil menciptakan software pendeteksi plagiarism ini, Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi SE, MA, mengaku sangat bangga.
Dia menyatakan bahwa keaktifan dosen IBI Darmajaya dalam melakukan penelitian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan mutu pengajaran, bahkan dengan software tersebut akan membantu banyak pihak dalam menciptakan iklim akademik yang bersih dan kreatif.
"Pada tahun 2013 ini, Lembaga Pengembangan Pembelajaran Penelitian dan Pengembangan Masyarakat atau LP4M IBI Darmajaya telah berhasil mendorong para dosen untuk aktif melakukan riset," ujarnya.
Tahun ini, menurut dia, ada 22 dosen yang berhasil menerima Hibah DP2M Dikti, empat dosen pemula penerima hibah kopertis, dan enam dosen pada penelitian tingkat institusi.
IBI Darmajaya menjadi kampus terbanyak yang menerima hibah dari dikti, kata Andi pula.(*)
Menurut dosen Jurusan Sistem Informasi yang pernah meraih penghargaan sebagai dosen berprestasi tingkat Kopertis Wilayah II tahun 2010 itu, di Bandarlampung, Rabu, ide membuat sistem pendeteksi plagiarism ini muncul melihat kemudahan masyarakat akademik melakukan copy paste dari jurnal-jurnal dengan kemajuan sistem informasi saat ini.
Padahal itu merupakan bentuk pelanggaran dan pelecehan hak intelektual orang lain, katanya pula.
"Saya berharap dengan adanya software ini, akan memberikan dampak membantu meminimalkan adanya plagiarism di Indonesia, sehingga dapat tercapai iklim akademik yang jujur dan bertanggungjawab," ujarnya pula.
Sistem pendeteksi yang digagas lulusan Magister ITB tahun 2007 ini, memiliki sejumlah keunggulan.
Warsilah menyebutkan, perangkat ini dapat mendeteksi kesamaan karya ilmiah dengan tingkat kesamaan lebih akurat mencapai 90 persen.
Menurutnya, hal itu disebabkan selain difasilitasi dengan pembanding kata yang bersinonim, software ini juga bisa mendeteksi kesamaan katanya dari file bermacam-macam tipe, mulai dari docx, TXT hingga PDF.
Dia mengakui, pada software ciptaannya ini, pendeteksian penjiplakan akan dilakukan secara bertahap.
Ia menuturkan, tahan pertama akan menghasilkan sistem yang dapat melakukan pemindaian atau penelusuran terhadap kemiripan kalimat di dalam suatu dokumen berbahasa Indonesia.
Tahap lainnya, juga akan ada pemindaian dokumen yang dilakukan dari dokumen berbahasa Indonesia yang akan diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Inggris untuk kemudian dilakukan pemindaian.
"Sistem pendeteksi yang saya ciptakan ini akan membandingkan dokumen yang akan ditelusuri kemudian dibandingkan dengan dokumen yang berbahasa Indonesia. Hasil perbandingan akan dinyatakan dalam bentuk persentase tingkat kemiripan. Tidak hanya pemindaian ke bahasa Indonesia, melalui sistem pendeteksi ini juga dapat melakukan pemindaian ke bahasa Asing," kata dosen pengempu mata kuliah Manajeman Proyek IT dan Analis Sistem Informasi ini.
Ia menjelaskan lebih lanjut, pada software buatannya ini database sangat mempengaruhi hasil keakuratannya. Semakin banyak sinonim kata yang masuk dalam database, dalam bentuk dokumen dan jurnal-jurnal, maka akan semakin mempertinggi tingkat keakuratan hasilnya.
Menanggapi prestasi dosen yang berhasil menciptakan software pendeteksi plagiarism ini, Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi SE, MA, mengaku sangat bangga.
Dia menyatakan bahwa keaktifan dosen IBI Darmajaya dalam melakukan penelitian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan mutu pengajaran, bahkan dengan software tersebut akan membantu banyak pihak dalam menciptakan iklim akademik yang bersih dan kreatif.
"Pada tahun 2013 ini, Lembaga Pengembangan Pembelajaran Penelitian dan Pengembangan Masyarakat atau LP4M IBI Darmajaya telah berhasil mendorong para dosen untuk aktif melakukan riset," ujarnya.
Tahun ini, menurut dia, ada 22 dosen yang berhasil menerima Hibah DP2M Dikti, empat dosen pemula penerima hibah kopertis, dan enam dosen pada penelitian tingkat institusi.
IBI Darmajaya menjadi kampus terbanyak yang menerima hibah dari dikti, kata Andi pula.(*)
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: