Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui target realisasi pembangunan sebanyak 200 blok rumah susun (rusun) di ibukota hingga akhir 2013 tidak tercapai.

"Sampai pertengahan Desember ini, belum semua rusun berhasil kita bangun. Target 200 blok rusun memang tidak tercapai tahun ini. Makanya, tahun depan akan kita kejar," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, terdapat dua permasalahan yang menghambat jalannya proses pembangunan rusun-rusun tersebut, antara lain kurangnya lahan dan anggaran.

"Masalah kita selalu terletak pada keterbatasan lahan. Makanya, kita harus beli lahan sebanyak-banyaknya di Jakarta. Masalah kedua, yaitu anggaran yang juga terbatas, jadi harus pintar-pintar mengelola dan mencari pemasukan lainnya," ujar Basuki.

Sementara itu, senada dengan Basuki, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung menuturkan keterbatasan lahan merupakan kendala teknis dalam pembangunan rusun di Jakarta.

"Pembebasan lahan masih harus terus kita lakukan. Di satu sisi, pembebasan lahan bukanlah perkara mudah. Banyak juga masalah yang jadi penghambat," tutur Yonathan.

Dia mengungkapkan salah satu masalah yang menghambat itu terutama jika terkait sengketa atau kepemilikan tanah, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan proses hukumnya.

Berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, sampai dengan akhir 2013, tercatat sebanyak 3.600 kepala keluarga (KK) yang telah menempati rusun-rusun di Jakarta.

Sebagian besar para penghuni rusun tersebut merupakan warga relokasi terkait pelaksanaan program normalisasi sungai dan waduk oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. (R027)