OJK: Kapitalisasi naik meski pasar saham terkoreksi pada April 2024
13 Mei 2024 18:06 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan paparannya dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulanan April 2024 di Jakarta, Senin (13/5/2024). ANTARA/Uyu Septiyati Liman/pri.
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai kapitalisasi pasar meningkat sebesar 3,45 persen year-to-date (ytd) per 30 April 2024 walaupun pasar saham domestik terkoreksi akibat tekanan di pasar saham global sebagai dampak gejolak geopolitik dunia.
“Nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp12.077 triliun atau naik 3,45 persen ytd serta membukukan net buy sebesar Rp7,95 triliun ytd,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi di Jakarta, Senin.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat sebesar Rp11,63 triliun ytd.
Ia menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama bulan lalu sebanyak 0,53 persen ytd ke level 7.234,2, atau 0,75 persen month-to-date (mtd), diantaranya pada sektor teknologi serta transportasi dan logistik.
Tidak hanya IHSG, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menurun 0,33 persen ytd ke level 373,40.
Inarno menuturkan bahwa yield Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata sebesar 41,77 basis poin (bps) pada seluruh tenor dengan investor non-resident (asing) mencatatkan net sell sebesar Rp52,19 triliun.
Selain itu, pada pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell Rp1,41 triliun ytd.
“Sementara itu, dalam industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp810,28 triliun atau turun sebesar 1,75 persen ytd dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp479,74 triliun atau turun 4,33 persen ytd,” katanya.
Pihaknya juga mencatat terjadi net redemption sebesar Rp56,18 triliun sepanjang April 2024.
Selain nilai kapitalisasi pasar, Inarno menuturkan bahwa penghimpunan dana (fundraising) juga masih dalam tren yang positif walaupun beberapa sektor pasar modal mencatatkan kinerja negatif.
Ia mengatakan bahwa nilai penawaran umum mencapai Rp77,64 triliun dengan 17 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 138 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp54,33 triliun.
Antusiasme investor juga terlihat terhadap penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), yang merupakan alternatif pendanaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM).
“Pada sisi penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), dana yang dihimpun telah mencapai Rp1,11 triliun dengan 17 penyelenggara dan 529 penerbit,” ujarnya.
Baca juga: OJK: Kinerja industri perbankan nasional tetap resilien dan stabil
Baca juga: OJK: Hasil "stress test" pastikan IJK terjaga di tengah gejolak global
Baca juga: OJK: Stabilitas SJK nasional terjaga didukung likuiditas yang memadai
“Nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp12.077 triliun atau naik 3,45 persen ytd serta membukukan net buy sebesar Rp7,95 triliun ytd,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi di Jakarta, Senin.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat sebesar Rp11,63 triliun ytd.
Ia menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama bulan lalu sebanyak 0,53 persen ytd ke level 7.234,2, atau 0,75 persen month-to-date (mtd), diantaranya pada sektor teknologi serta transportasi dan logistik.
Tidak hanya IHSG, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menurun 0,33 persen ytd ke level 373,40.
Inarno menuturkan bahwa yield Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata sebesar 41,77 basis poin (bps) pada seluruh tenor dengan investor non-resident (asing) mencatatkan net sell sebesar Rp52,19 triliun.
Selain itu, pada pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell Rp1,41 triliun ytd.
“Sementara itu, dalam industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp810,28 triliun atau turun sebesar 1,75 persen ytd dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp479,74 triliun atau turun 4,33 persen ytd,” katanya.
Pihaknya juga mencatat terjadi net redemption sebesar Rp56,18 triliun sepanjang April 2024.
Selain nilai kapitalisasi pasar, Inarno menuturkan bahwa penghimpunan dana (fundraising) juga masih dalam tren yang positif walaupun beberapa sektor pasar modal mencatatkan kinerja negatif.
Ia mengatakan bahwa nilai penawaran umum mencapai Rp77,64 triliun dengan 17 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 138 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp54,33 triliun.
Antusiasme investor juga terlihat terhadap penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), yang merupakan alternatif pendanaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM).
“Pada sisi penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), dana yang dihimpun telah mencapai Rp1,11 triliun dengan 17 penyelenggara dan 529 penerbit,” ujarnya.
Baca juga: OJK: Kinerja industri perbankan nasional tetap resilien dan stabil
Baca juga: OJK: Hasil "stress test" pastikan IJK terjaga di tengah gejolak global
Baca juga: OJK: Stabilitas SJK nasional terjaga didukung likuiditas yang memadai
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: