Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore kembali melemah ke posisi 12.176 per dolar AS menyusul penantian pasar terhadap hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah Rabu sore bergerak melemah sebesar 58 poin menjadi 12.176 per dolar AS, lebih buruk dibanding posisi hari sebelumnya 12.118 per dolar AS.

"Menjelang hasil rapat FOMC mata uang rupiah cenderung melemah, meski demikian fluktuasinya masih stabil, pelaku pasar uang masih wait and see," ujar analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto.

Ia menambahkan sebagian pelaku pasar uang berspekulasi bahwa bank sentral AS (the Fed) akan mengurangi stimulus keuangan (tapering off) lebih cepat dari perkiraan.

"Namun, kami dari Bank Mandiri memperkirakan kemungkinan pelaksanaan tapering dilakukan pada kuartal I 2014," katanya.

Ia memproyeksikan, jika the Fed tidak melakukan pengurangan stimulus keuangannya pada tahun ini, mata uang rupiah pada Kamis (19/12) akan bergerak di kisaran Rp11.950--Rp12.150 per dolar AS.

Namun, Rully mengatakan bahwa jika "tapering off" dilakukan pada tahun ini maka mata uang rupiah diproyeksikan tertekan cukup signifikan terhadap dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dollar AS cenderung menguat terhadap sebagian mata uang dunia seiring investor menyesuaikan posisi menjelang keputusan the Fed tentang program stimulus keuangnya.

"The Fed kemungkinan akan coba melontarkan sesuatu tentang tapering, mayoritas ekonom memperkirakan tapering baru akan dijalankan pada bulan Maret mendatang," kata dia.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.151 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya bertengger pada 12.104 per dolar AS.