Jakarta (ANTARA News) - Pasar komputasi awan (cloud) Indonesia pada 2014 diprediksi mencapai 50,7 juta dolar AS, dengan porsi terbesar--50 persen--dikontribusi segmen cloud application Services (SaaS), kata Vice President Regional Marketing Fujitsu Asia PTE LTD, Brian Fan, mengutip data Gartner.

"Indonesia, Malaysia, dan Thailand termasuk emerging market, tapi ada beberapa negara di Asia Pasifik yang sudah mature market seperti Australia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan," kata Brain kepada ANTARA News disela Fujitsu Media Gathering 2013 di Lombok, NTB, belum lama ini.

Layanan cloud applications services (SaaS) merupakan segmen yang paling potensial di Indonesia dan diprediksi mencapai 25,3 juta dolar AS atau sekitar 50 persen dari total pasar.

Pertumbuhan pasar cloud di Indonesia tahun depan diperkirakan mencapai 41,5 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan Asia Pasifik secara keseluruhan--tidak termasuk India--, yang hanya 36,3 persen.

Indonesia, Vietnam, dan Myanmar, menurut Brain, merupakan negara kunci (utama) dalam pasar yang sedang tumbuh di kawasan ASEAN.

Oleh karena itu, pada masa mendatang Fujitsu akan terus meningkatkan investasinya di Indonesia.

Fujitsu akan fokus pada industri-industri dengan pertumbuhan tinggi seperti healtcare, ritel, dan perbankan, dengan menyajikan layanan managed services, application services, serta infrastructure service.

Sementara Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad Sofwan mengatakan, pasar layanan IT di Indonesia akan tumbuh pesat dalam waktu dekat pada kisaran 20 persen.

Kenapa pertumbuhannya setinggi itu, menurut Achmad Sofwan, karena Indonesia bakal mengejer ketertinggalan dengan negara-negara lain, sementara tidak lama lagi era perdagangan bebas AFTA akan diberlakukan.

Mengenai pasar cloud, kata Sofwan, Indonesia menyimpan potensi yang besar namun penetrasinya masih tergolong rendah.

Alasan sebagian besar konsumen Indonesia masih enggan menggunakan layanan cloud, menurut Sofwan, utamanya soal security (keamanan).

Tak masuk pasar ponsel

Di tengah bisnis perangkat mobile, khususnya gadget, yang terus tumbuh pesat dengan persaingan ketat banyak produsen, Fujitsu menegaskan tidak akan "bermain" di segmen itu.

Brain mengatakan, di industri mobile, Fujitsu fokus pada penyediaan infrastruktur telekomunikasi untuk para operator.

Industri mobile memang memiliki pertumbuhan tinggi di Indonesia, dan Fujitsu menyediakan layanan untuk industri itu "tapi bukan mobile phone", kata Brain.

Sekarang Fujitsu pun sedang dalam tahap pemantauan untuk kerja sama dengan XL dalam penyediaan layanan infrastruktur telekomunikasi.

Sekali lagi, Fujitsu tidak akan masuk ke segmen perangkat mobile phone, tapi fokus pada layanan enterprise penyediaan infrastruktur dan cloud.