Jakarta (ANTARA) - Tesla akan menggelontorkan dana sebesar 500 juta dolar AS untuk memperluas jaringan pengisian daya kendaraan listrik Supercharger, beberapa hari setelah Elon Musk memberhentikan banyak pegawai yang bertugas di sektor bisnis tersebut.

"Itu (dana 500 juta dolar AS) hanya untuk tempat baru dan ekspansi, tidak termasuk biara operasi yang akan lebih besar," kata Musk dalam unggahannya di media sosial X pada Jumat (10/5).

Menurut laporan Inc, dikutip pada Senin, setelah PHK besar yang dilakukan Tesla beberapa waktu lalu, Elon mengatakan Tesla berencana untuk memperluas jaringan Supercharger. Namun, Tesla tidak akan terburu-buru dalam menambahkan lokasi pengisian daya kendaraan listrik Supercharger baru.

Baca juga: Tesla turunkan biaya langganan Supercharger untuk kendaraan merek lain

Baca juga: Ford EV kini dapat gunakan Supercharger Tesla melalui adaptor gratis


Produsen mobil listrik banyak yang telah mengadopsi North America Charging Standard yang dikembangkan Tesla sehingga membuat perusahaan otomotif milik Elon Musk itu semakin dekat menjadi standar industri dalam menyaingi model pengisian daya Combined Charging System.

Namun, keputusan Elon untuk memberhentikan divisi pengisian daya kendaraan listrik disebut akan menghambat rencana untuk meluncurkan stasiun pengisian daya cepat baru dan dapat menunda upaya Presiden Joe Biden untuk mengelektrifikasi ekosistem otomotif di Amerika Serikat.

Pemerintahan Biden telah mengeluarkan anggaran sebesar 5 miliar dolar Amerika kepada negara-negara bagian Amerika Serikat selama 5 tahun untuk membangun 500.000 stasiun pengisian daya kendaraan listrik sebagai bagian dari program Infrastruktur Kendaraan Listrik Nasional, dan Tesla telah menjadi salah satu perusahaan yang banyak terlibat dalam proyek ini.

Baca juga: Stasiun pengisian supercharger V4 terbaru Tesla tersedia di Inggris

Baca juga: Volvo gabung dengan standar pengisian daya mobil listrik Tesla di AS

Baca juga: Supercharger 600 kW Huawei disebut sebagai pesaing Tesla V4