Banjarmasin (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan menghawatirkan serbuan 21 jenis narkoba baru ke daerah ini yang beberapa di antaranya berasal dari Rusia.

Kepala Bidang Pencegahan BNN Provinsi Kalsel, Ipansyah di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan narkoba jenis baru tersebut, antara lain jenis crocodile asal Rusia, dengan tampilan fisik seperti sabu-sabu dan ekstasi namun jauh lebih berbahaya hingga 8-10 kali lipat.

"Narkoba asal Rusia ini sangat mengerikan, bila dikonsumsi oleh seseorang dan orang tersebut sakit, maka membuat kulit dan tulang tidak lagi bisa menyatu," katanya.

Jenis narkoba tersebut dijual dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan sabu-sabu dan ekstasi, karena bisa diracik sendiri oleh pengguna, dan bahan bakunya pun bisa ditemukan di Indonesia, antara lain menggunakan bahan bakar minyak berupa bensin.

Kendati belum memahami secara pasti bagaimana narkoba tersebut diracik, namun BNN telah menemukan peredaran narkoba bercampur bensin tersebut.

"Proses pembuatan crododile tersebut kami belum tahu pasti, tetapi secara fisik seperti sabu dicampur dengan bensin, kemudian dikemas dalam kapsul," katanya.

Sasaran edarnya, kata dia, adalah anak-anak sekolah tingkat SLTP maupun SLTA, karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga sabu yang mencapai Rp2,5 juta per gram atau ekstasi Rp350 ribu per butir.

Menurut Ipansyah, masuknya narkoba jenis baru tersebut membuat BNN semakin khawatir, karena peredarannya akan semakin luas dan semakin terjangkau oleh generasi muda.

"Saya sangat berharap, hal ini juga menjadi kewaspadaan seluruh unsur masyarakat, baik itu orang tua, pihak guru di sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar," katanya.

Kini, tidak sedikit anak-anak sekolah yang telah terjerat oleh narkoba, bukan hanya dari kalangan yang berduit, tetapi obat-obatan terlarang ini justru berkembang di daerah kumuh.

Salah satu bukti adalah dengan ditangkapnya tujuh pasang muda-mudi anak SLTA yang sedang pesta narkoba yang salah satunya adalah anak dokter.

Selain itu juga, adanya seorang pemudi di Banjarmasin yang tidak bisa mengendalikan diri akibat narkoba, sehingga harus telanjang hingga tiga hari tiga malam.

"Dampak narkoba sudah sangat merusak dan mengerikan, sehingga harus benar-benar diwaspadai oleh seluruh pihak," katanya.

Bagi masyarakat yang menemui anggota keluarganya mengonsumsi narkoba, segera laporkan kepada pihak berwenang, sehingga bisa segera direhabilitasi di Lido. (U004/E011)