FAO-IPB kunjungi Sumut pantau penerapan ekonomi biru
12 Mei 2024 00:14 WIB
Pemberian makanan ikan di area pembudidayaan Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) di Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Rabu (8/5/2024). ANTARA/HO-FAO.
Medan (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan IPB University mengunjungi Provinsi Sumatra Utara (Sumut) untuk membantu penerapan ekonomi biru yang salah satunya diterapkan perusahaan akuakultur Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara).
"Konsep ekonomi biru (the blue economy) patut dipertimbangkan sebagai prioritas untuk mewujudkan ketahanan pangan," ujar Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal, dikutip dari keterangan yang diterima di Medan, Sabtu.
Rajendra Aryal menyebut ekonomi biru yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya laut atau perairan secara berkelanjutan memiliki peran penting dalam mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi.
Kemudian, hal itu dinilainya juga berkontribusi pada transformasi sistem pangan di Indonesia.
Perwakilan FAO dan IPB University mengunjungi wilayah operasi Regal Springs Indonesia yang meliput pabrik pengolahan (processing plant), pembenihan (hatchery), pabrik pakan (feedmill) di Kabupaten Serdang Bedagai serta area pembudidayaan ikan tilapia di Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada 7-8 Mei 2024.
Sementara Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Fredinan Yulianda menyoroti pentingnya adopsi teknologi terkini, peningkatan keterampilan sumber daya manusia dan menjaga keselarasan dengan alam dalam mewujudkan budi daya perikanan yang terpadu.
"IPB akan berperan secara ilmiah, melalui program magang, penelitian bersama, serta publikasi," kata Fredinan.
President Director Regal Springs Indonesia Rudolf Hoeffelman menegaskan komitmen perusahaannya dalam mengampanyekan operasional akuakultur budi daya ikan tilapia dengan cara yang baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk menghasilkan sumber protein memadai.
Rudolf menegaskan pihaknya sangat optimistis terhadap masa depan dan transformasi pangan biru.
"Itu dapat menciptakan solusi dalam pemenuhan pangan dunia melalui potensi sumber daya yang ada, salah satunya melalui budi daya perikanan berkelanjutan," tutur dia.
Regal Springs Group pun menggarisbawahi bahwa mereka berupaya terus berkontribusi dalam Gerakan Pangan Biru (Blue Food Movement) melalui berbagai inisiatif, termasuk berkolaborasi dengan Kemitraan Pangan Biru (Blue Food Partnership), program-program CSR seperti "Gemarikan" (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), dan peningkatan inovasi budi daya ikan tilapia yang berkelanjutan dan terintegrasi.
Baca juga: Kementan bersama FAO mitigasi penyakit ASF pada babi di Pontianak
Baca juga: Indonesia dan FAO kerja sama cetak petani muda
Baca juga: Bertemu FAO, Mentan Amran Siap Perkuat Pangan Nasional dan Regional
"Konsep ekonomi biru (the blue economy) patut dipertimbangkan sebagai prioritas untuk mewujudkan ketahanan pangan," ujar Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal, dikutip dari keterangan yang diterima di Medan, Sabtu.
Rajendra Aryal menyebut ekonomi biru yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya laut atau perairan secara berkelanjutan memiliki peran penting dalam mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi.
Kemudian, hal itu dinilainya juga berkontribusi pada transformasi sistem pangan di Indonesia.
Perwakilan FAO dan IPB University mengunjungi wilayah operasi Regal Springs Indonesia yang meliput pabrik pengolahan (processing plant), pembenihan (hatchery), pabrik pakan (feedmill) di Kabupaten Serdang Bedagai serta area pembudidayaan ikan tilapia di Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada 7-8 Mei 2024.
Sementara Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof Fredinan Yulianda menyoroti pentingnya adopsi teknologi terkini, peningkatan keterampilan sumber daya manusia dan menjaga keselarasan dengan alam dalam mewujudkan budi daya perikanan yang terpadu.
"IPB akan berperan secara ilmiah, melalui program magang, penelitian bersama, serta publikasi," kata Fredinan.
President Director Regal Springs Indonesia Rudolf Hoeffelman menegaskan komitmen perusahaannya dalam mengampanyekan operasional akuakultur budi daya ikan tilapia dengan cara yang baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk menghasilkan sumber protein memadai.
Rudolf menegaskan pihaknya sangat optimistis terhadap masa depan dan transformasi pangan biru.
"Itu dapat menciptakan solusi dalam pemenuhan pangan dunia melalui potensi sumber daya yang ada, salah satunya melalui budi daya perikanan berkelanjutan," tutur dia.
Regal Springs Group pun menggarisbawahi bahwa mereka berupaya terus berkontribusi dalam Gerakan Pangan Biru (Blue Food Movement) melalui berbagai inisiatif, termasuk berkolaborasi dengan Kemitraan Pangan Biru (Blue Food Partnership), program-program CSR seperti "Gemarikan" (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), dan peningkatan inovasi budi daya ikan tilapia yang berkelanjutan dan terintegrasi.
Baca juga: Kementan bersama FAO mitigasi penyakit ASF pada babi di Pontianak
Baca juga: Indonesia dan FAO kerja sama cetak petani muda
Baca juga: Bertemu FAO, Mentan Amran Siap Perkuat Pangan Nasional dan Regional
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: