Mahasiswa magister lingkungan USK transplantasi karang di Sabang
11 Mei 2024 19:50 WIB
Prodi Program MPL Sekolah Pascasarjana USK bersama Serangkai Community Center dan Yayasan Coral Oasis melakukan transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Rubiah, Kota Sabang, Aceh. ANTARA/HO-Serangkai Community.
Banda Aceh (ANTARA) - Mahasiswa Program Magister Pengelolaan Lingkungan (MPL) Sekolah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Rubiah, Kota Sabang, Aceh, sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian ekosistem laut.
Koordinator Program Studi MPL Sekolah Pascasarjana USK Ichwana di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pengabdian masyarakat berupa transplantasi karang ini dilakukan dalam rangka Hari Terumbu Karang Nasional dan perayaan Bulan Keanekaragaman Hayati, bekerja sama dengan Serangkai Community Center dan Yayasan Coral Oasis.
“Ada tiga modul spider web yang telah disediakan dengan total 60 bibit karang, dan diharapkan dapat hidup dengan baik dan sehat,” katanya.
Transplantasi karang ini dihadiri langsung Ichwana dan tim USK, serta Prof Gs Dr Rosmadi, Dr Saiful beserta mahasiswa dari Universitas Malaya, Dr Natasha Arina dan AP Dr Amir Shah Ruddin dari Universiti Sains Malaya beserta mahasiswa dan Panglima Laot Iboh Sabang Muhammad AG.
Ia menjelaskan transplantasi terumbu karang tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program visiting lecture dan summer school USK, sebagai bagian dari program World Class University.
“Bertujuan untuk memperkuat kerja sama akademik dan meningkatkan kualitas modul pengajaran untuk memenuhi standar internasional,” ujarnya.
Baca juga: Kemala Bhayangkari Klungkung lestarikan terumbu karang Nusa Penida
Program visiting lecture dan summer school USK juga menghadirkan Associate Prof Dr Abdul Hadi dari Universiti Teknologi MARA Penang untuk memberi kuliah umum tentang topik perubahan lingkungan dan dampaknya, serta Prof Gs Dr Rosmadi dari Universiti Malaya, sebagai seorang pakar Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pendiri Serangkai Community Center Bella Hazmelia mengatakan program transplantasi karang tersebut diharapkan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan menjadi perhatian dari semua pihak, baik pemerintah maupun unsur nonpemerintah.
Ia mengemukakan butuh kepedulian bersama untuk menjaga ekosistem dan keberlangsungan alam, dan transplantasi karang ini merupakan wujud nyata dari sekelompok generasi muda yang masih peduli terhadap keberlanjutan ekosistem laut.
“Tidak sulit untuk memulai sesuatu yang baik terhadap lingkungan kita, yang sulit itu adalah mempertahankan apa yang telah diperbuat,” ujarnya.
Penggiat Lingkungan dari Yayasan Coral Oasis Nadya Tirta menyebutkan kehadiran terumbu karang penting untuk keberlangsungan hidup ekosistem laut.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak generasi muda Aceh untuk terus berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Ia menilai kesadaran dan literasi masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang masih minim, sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk melakukan edukasi secara berkelanjutan dalam hal konservasi lingkungan, terkhusus ekosistem laut.
“Transplantasi terumbu karang di Pulau Rubiah ini sudah dimulai pascatsunami Aceh 2004 silam oleh pendiri Yayasan Coral Oasis almarhum Pak Dodent, namun tetap butuh kerja keras, semangat dan dukungan dari berbagai pihak untuk melanjutkan upaya ini,” ujarnya.
Baca juga: Pupuk Kaltim tanam 6.882 terumbu karang sebagai upaya konservasi laut
Baca juga: YLK Indonesia apresiasi inisiasi Ranperda pengelolaan terumbu karang
Baca juga: KKP kembangkan adopsi karang untuk lestarikan ekosistem terumbu karang
Koordinator Program Studi MPL Sekolah Pascasarjana USK Ichwana di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pengabdian masyarakat berupa transplantasi karang ini dilakukan dalam rangka Hari Terumbu Karang Nasional dan perayaan Bulan Keanekaragaman Hayati, bekerja sama dengan Serangkai Community Center dan Yayasan Coral Oasis.
“Ada tiga modul spider web yang telah disediakan dengan total 60 bibit karang, dan diharapkan dapat hidup dengan baik dan sehat,” katanya.
Transplantasi karang ini dihadiri langsung Ichwana dan tim USK, serta Prof Gs Dr Rosmadi, Dr Saiful beserta mahasiswa dari Universitas Malaya, Dr Natasha Arina dan AP Dr Amir Shah Ruddin dari Universiti Sains Malaya beserta mahasiswa dan Panglima Laot Iboh Sabang Muhammad AG.
Ia menjelaskan transplantasi terumbu karang tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program visiting lecture dan summer school USK, sebagai bagian dari program World Class University.
“Bertujuan untuk memperkuat kerja sama akademik dan meningkatkan kualitas modul pengajaran untuk memenuhi standar internasional,” ujarnya.
Baca juga: Kemala Bhayangkari Klungkung lestarikan terumbu karang Nusa Penida
Program visiting lecture dan summer school USK juga menghadirkan Associate Prof Dr Abdul Hadi dari Universiti Teknologi MARA Penang untuk memberi kuliah umum tentang topik perubahan lingkungan dan dampaknya, serta Prof Gs Dr Rosmadi dari Universiti Malaya, sebagai seorang pakar Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pendiri Serangkai Community Center Bella Hazmelia mengatakan program transplantasi karang tersebut diharapkan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan menjadi perhatian dari semua pihak, baik pemerintah maupun unsur nonpemerintah.
Ia mengemukakan butuh kepedulian bersama untuk menjaga ekosistem dan keberlangsungan alam, dan transplantasi karang ini merupakan wujud nyata dari sekelompok generasi muda yang masih peduli terhadap keberlanjutan ekosistem laut.
“Tidak sulit untuk memulai sesuatu yang baik terhadap lingkungan kita, yang sulit itu adalah mempertahankan apa yang telah diperbuat,” ujarnya.
Penggiat Lingkungan dari Yayasan Coral Oasis Nadya Tirta menyebutkan kehadiran terumbu karang penting untuk keberlangsungan hidup ekosistem laut.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak generasi muda Aceh untuk terus berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Ia menilai kesadaran dan literasi masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang masih minim, sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk melakukan edukasi secara berkelanjutan dalam hal konservasi lingkungan, terkhusus ekosistem laut.
“Transplantasi terumbu karang di Pulau Rubiah ini sudah dimulai pascatsunami Aceh 2004 silam oleh pendiri Yayasan Coral Oasis almarhum Pak Dodent, namun tetap butuh kerja keras, semangat dan dukungan dari berbagai pihak untuk melanjutkan upaya ini,” ujarnya.
Baca juga: Pupuk Kaltim tanam 6.882 terumbu karang sebagai upaya konservasi laut
Baca juga: YLK Indonesia apresiasi inisiasi Ranperda pengelolaan terumbu karang
Baca juga: KKP kembangkan adopsi karang untuk lestarikan ekosistem terumbu karang
Pewarta: Khalis Surry
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: