Pemkot Bekasi tidak sanggup hilangkan perlintasan sebidang
16 Desember 2013 23:13 WIB
Dua pemulung sampah mendorong gerobaknya melewati perlintasan kereta api yang tanpa palang pintu, di Jalan Purwosari Semarang, Jateng, Selasa (23/8). Dari 702 perlintasan kereta api yang ada di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang, hanya 107 perlintasan resmi yang dijaga dan ada pos penjagaannya. (ANTARA/R. Rekotomo)
Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat tidak menyanggupi permintaan penghapusan rel sebidang di wilayah setempat karena mahalnya biaya pembuatan infrastruktur.
"Di Kota Bekasi memang ada tujuh perlintasan sebidang yang empat di antaranya belum memiliki palang pintu otomatis. Namun sepertinya tidak mungkin jika harus dibangun underpass atau flyover di semua lokasi itu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, biaya untuk membuat jembatan layang tidak hanya membutuhkan anggaran yang cukup besar, tapi juga persoalan pembebasan lahannya.
"Tapi kami memang berniat membangun satu jembatan layang di sekitar area Bulakkapal, Bekasi, yang kemungkinan akan berpengaruh pada perlintasan kereta di sekitarnya," katanya.
Dikatakan Rahmat, biaya yang dibutuhkan untuk membangun flyover di lokasi itu mencapai Rp 350 miliar.
"Kalau harus di tujuh lokasi, tentu biayanya akan sangat besar. Sementara kami butuh pengalokasian anggaran untuk keperluan lain yang lebih penting," katanya.
Menurut Rahmat, pihaknya akan mengupayakan alternatif lain guna menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api dengan cara memberi pembatas pada perlintasan kereta yang rawan terjadi kecelakaan.
"Saya pikir pengadaan palang pintu otomatis di setiap perlintasan kereta bisa menjadi solusi lain," katanya. (*)
"Di Kota Bekasi memang ada tujuh perlintasan sebidang yang empat di antaranya belum memiliki palang pintu otomatis. Namun sepertinya tidak mungkin jika harus dibangun underpass atau flyover di semua lokasi itu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, biaya untuk membuat jembatan layang tidak hanya membutuhkan anggaran yang cukup besar, tapi juga persoalan pembebasan lahannya.
"Tapi kami memang berniat membangun satu jembatan layang di sekitar area Bulakkapal, Bekasi, yang kemungkinan akan berpengaruh pada perlintasan kereta di sekitarnya," katanya.
Dikatakan Rahmat, biaya yang dibutuhkan untuk membangun flyover di lokasi itu mencapai Rp 350 miliar.
"Kalau harus di tujuh lokasi, tentu biayanya akan sangat besar. Sementara kami butuh pengalokasian anggaran untuk keperluan lain yang lebih penting," katanya.
Menurut Rahmat, pihaknya akan mengupayakan alternatif lain guna menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api dengan cara memberi pembatas pada perlintasan kereta yang rawan terjadi kecelakaan.
"Saya pikir pengadaan palang pintu otomatis di setiap perlintasan kereta bisa menjadi solusi lain," katanya. (*)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: