BNPT: Putus indoktrinasi dengan pengetahuan bahaya terorisme
10 Mei 2024 14:26 WIB
Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel menerima kunjungan Wakil Duta Besar Selandia Baru Giselle Larcombe di Kantor BNPT RI, Sentul, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024). ANTARA/HO-BNPT RI
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menilai indoktrinasi dapat diputus dengan adanya pengetahuan serta kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya terorisme.
Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa belakangan ini terdapat penguatan sel-sel terorisme, salah satunya tampak dari peningkatan indoktrinasi di kalangan perempuan, anak, dan remaja.
"Kita harus melindungi masyarakat kita dengan membangun resiliensi, membangun ketahanan kawasan terhadap radikalisasi," ujar Rycko saat menerima kunjungan Wakil Duta Besar Selandia Baru di Kantor BNPT RI, Sentul, Jawa Barat, Rabu (8/5), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, Komjen Pol. Rycko berpendapat bahwa kerja sama Indonesia dengan Selandia Baru perlu terus ditingkatkan dalam rangka membangun resiliensi masyarakat.
Adapun indoktrinasi merupakan pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) suatu paham dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
Di sisi lain, dia menekankan bahwa BNPT RI terus menggiatkan program deradikalisasi sebagai upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke tengah masyarakat.
Deradikalisasi merupakan tindakan preventif kontraterorisme atau strategi untuk menetralisasi berbagai paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan.
"Pembinaan ini demi mendukung reintegrasi warga binaan pada saat kembali ke tengah masyarakat," tuturnya.
Wakil Duta Besar Selandia Baru Giselle Larcombe memuji program deradikalisasi BNPT RI. Dia melihat upaya soft approach atau pendekatan lunak tersebut dapat dicontoh oleh negara-negara lain di dunia.
"Deradikalisasi ini sesuatu yang saya pikir inovatif dan patut menjadi contoh bagi dunia," kata Giselle dalam kesempatan tersebut.
Giselle mengunjungi Kantor BNPT RI didampingi oleh Atase Kepolisian Selandia Baru Paul Laurence Borell.
Tidak hanya mengunjungi Kantor BNPT RI, rombongan dari Selandia Baru itu juga mengikuti peninjauan kegiatan pembinaan rutin narapidana terorisme atau warga binaan pemasyarakatan yang sedang berlangsung serta melihat Lapas Khusus Kelas II B Sentul bersama dengan Kepala BNPT RI dan jajaran.
Baca juga: BNPT evaluasi pengamanan Bandara Ngurah Rai sambut World Water Forum
Baca juga: BNPT asesmen pelindungan PLTDG di Bali tuk sukseskan World Water Forum
Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa belakangan ini terdapat penguatan sel-sel terorisme, salah satunya tampak dari peningkatan indoktrinasi di kalangan perempuan, anak, dan remaja.
"Kita harus melindungi masyarakat kita dengan membangun resiliensi, membangun ketahanan kawasan terhadap radikalisasi," ujar Rycko saat menerima kunjungan Wakil Duta Besar Selandia Baru di Kantor BNPT RI, Sentul, Jawa Barat, Rabu (8/5), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, Komjen Pol. Rycko berpendapat bahwa kerja sama Indonesia dengan Selandia Baru perlu terus ditingkatkan dalam rangka membangun resiliensi masyarakat.
Adapun indoktrinasi merupakan pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) suatu paham dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
Di sisi lain, dia menekankan bahwa BNPT RI terus menggiatkan program deradikalisasi sebagai upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke tengah masyarakat.
Deradikalisasi merupakan tindakan preventif kontraterorisme atau strategi untuk menetralisasi berbagai paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan.
"Pembinaan ini demi mendukung reintegrasi warga binaan pada saat kembali ke tengah masyarakat," tuturnya.
Wakil Duta Besar Selandia Baru Giselle Larcombe memuji program deradikalisasi BNPT RI. Dia melihat upaya soft approach atau pendekatan lunak tersebut dapat dicontoh oleh negara-negara lain di dunia.
"Deradikalisasi ini sesuatu yang saya pikir inovatif dan patut menjadi contoh bagi dunia," kata Giselle dalam kesempatan tersebut.
Giselle mengunjungi Kantor BNPT RI didampingi oleh Atase Kepolisian Selandia Baru Paul Laurence Borell.
Tidak hanya mengunjungi Kantor BNPT RI, rombongan dari Selandia Baru itu juga mengikuti peninjauan kegiatan pembinaan rutin narapidana terorisme atau warga binaan pemasyarakatan yang sedang berlangsung serta melihat Lapas Khusus Kelas II B Sentul bersama dengan Kepala BNPT RI dan jajaran.
Baca juga: BNPT evaluasi pengamanan Bandara Ngurah Rai sambut World Water Forum
Baca juga: BNPT asesmen pelindungan PLTDG di Bali tuk sukseskan World Water Forum
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: