Beijing (ANTARA) - Sebanyak tiga item milik China kembali terdaftar sebagai warisan dokumenter dalam daftar regional Asia Pasifik Program Memori Dunia (MOW) UNESCO, kata Administrasi Arsip Nasional China, pada Kamis.

Ketiga item tersebut mencakup arsip-arsip yang berkaitan dengan kedai-kedai teh tradisional di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China barat daya; catatan silsilah masyarakat Huizhou di Provinsi Anhui di China timur; dan balok-balok cetak kayu yang tersimpan di Rumah Percetakan Dege Sutra di Sichuan.

Keputusan tersebut disetujui pada Rapat Umum ke-10 di Komite Memori Dunia untuk Asia dan Pasifik, yang diadakan pada Selasa (7/5) hingga Rabu (8/5) di Ulaanbaatar, Mongolia.

Koleksi dokumen yang mencatat kewirausahaan bisnis minum teh di Chengdu terdiri dari 6.345 item, dengan rentang waktu dari 1903 hingga 1949. Berkas-berkas ini tersaji dalam beragam bentuk, mulai dari manuskrip, dokumen bisnis, hingga foto.

Arsip silsilah Huizhou terdiri dari 2.235 berkas yang tersebar dalam 427 volume, yang mendokumentasikan budaya silsilah dengan rentang waktu hampir satu milenium.

Dibangun pada 1729, Rumah Percetakan Dege Sutra menyimpan 325.520 balok cetak kayu yang menampilkan karya-karya besar klasik Tibet dari abad ke-11 dalam kondisi yang masih sangat terawat. Sebagian besar balok cetak kayu tersebut diukir antara abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-20.

Hingga saat ini, China memiliki 17 item warisan dokumenter yang tercatat dalam daftar regional MOW untuk Asia dan Pasifik.

UNESCO pada 1992 meluncurkan MOW dengan tujuan melindungi warisan dokumenter dari seluruh dunia dan meningkatkan kesadaran akan signifikansinya.