Negara-negara eks Uni Soviet peringati Hari Kemenangan ke-79
9 Mei 2024 20:14 WIB
Sejumlah warga mengibarkan bendera Rusia dan membawa foto para pejuang yang gugur dalam Perang Dunia II di perayaan Hari Kemenangan di Monumen Tentara Uni Soviet di Sofia, Bulgaria, Kamis (9/5/2024). ANTARA/Anadolu.
Istanbul (ANTARA) - Rusia dan sejumlah negara lain eks Uni Soviet merayakan Hari Kemenangan ke-79 untuk memperingati kemenangan dalam Perang Dunia II terhadap Jerman Nazi pada 1945.
Di Rusia, hari tersebut diperingati dengan pawai militer besar di Lapangan Merah Moskow yang dihadiri Presiden Vladimir Putin serta kepala negara-negara eks Uni Soviet dan negara-negara sahabat Rusia lainnya, seperti Kuba, Laos, dan Guinea-Bissau.
Dalam amanat yang disampaikan saat pawai militer tersebut, Putin menyatakan bahwa Rusia mengenang para leluhur yang membela tanah airnya.
Selain itu, ia juga mengecam negara-negara Barat yang ia anggap berupaya "membelokkan kebenaran" mengenai Perang Dunia II.
Putin lantas menuduh elite-elite Barat berusaha menciptakan konflik kawasan, kebencian antarsuku dan antaragama, serta merongrong kedaulatan.
"Kami menentang klaim eksklusivitas oleh suatu negara atau aliansi. Kami paham bagaimana pangkal dari ambisi yang terlalu berlebihan itu," ucap Presiden Putin.
Ia menegaskan bahwa Rusia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencegah konflik global dan menghentikan pihak manapun yang mengancam akan memicu konflik.
"Pasukan strategis kami selalu dalam kondisi siap tempur," ujarnya menegaskan.
Baca juga: "Pesawat hari kiamat" Rusia berlatih dalam parade Hari Kemenangan
Putin juga mengatakan bahwa Barat ingin "melupakan pelajaran" yang didapat dalam Perang Dunia II. Padahal, nasib kemanusiaan saat itu diputuskan dalam pertempuran-pertempuran besar di dekat Moskow dan Leningrad, Minsk, Kiev, serta kawasan-kawasan lain, kata dia.
Saat Perang Dunia II berlangsung, Rusia tidak pernah meremehkan pentingnya front pertempuran lain dan selalu sigap membantu sekutunya, ucap Putin.
Selain itu, Rusia juga menghargai perjuangan sekutunya yang terlibat mengalahkan Jerman Nazi, begitu pula bangsa China yang dahulu berjuang mengalahkan Jepang di front Pasifik, kata dia.
"Rusia saat ini tengah melewati masa peralihan yang sulit. Nasib tanah air kita dan masa depannya tergantung masing-masing kita," ucap Presiden Rusia itu.
Pertempuran di front timur Perang Dunia II di Rusia dan negara eks Uni Soviet juga dikenal dengan istilah "Perang Patriotik Raya".
Di tingkat lokal, hari tersebut dirayakan dengan meletakkan karangan bunga di tugu-tugu peringatan militer dan mengheningkan cipta.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia peringati menang PD II dengan parade militer
Di Rusia, hari tersebut diperingati dengan pawai militer besar di Lapangan Merah Moskow yang dihadiri Presiden Vladimir Putin serta kepala negara-negara eks Uni Soviet dan negara-negara sahabat Rusia lainnya, seperti Kuba, Laos, dan Guinea-Bissau.
Dalam amanat yang disampaikan saat pawai militer tersebut, Putin menyatakan bahwa Rusia mengenang para leluhur yang membela tanah airnya.
Selain itu, ia juga mengecam negara-negara Barat yang ia anggap berupaya "membelokkan kebenaran" mengenai Perang Dunia II.
Putin lantas menuduh elite-elite Barat berusaha menciptakan konflik kawasan, kebencian antarsuku dan antaragama, serta merongrong kedaulatan.
"Kami menentang klaim eksklusivitas oleh suatu negara atau aliansi. Kami paham bagaimana pangkal dari ambisi yang terlalu berlebihan itu," ucap Presiden Putin.
Ia menegaskan bahwa Rusia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencegah konflik global dan menghentikan pihak manapun yang mengancam akan memicu konflik.
"Pasukan strategis kami selalu dalam kondisi siap tempur," ujarnya menegaskan.
Baca juga: "Pesawat hari kiamat" Rusia berlatih dalam parade Hari Kemenangan
Putin juga mengatakan bahwa Barat ingin "melupakan pelajaran" yang didapat dalam Perang Dunia II. Padahal, nasib kemanusiaan saat itu diputuskan dalam pertempuran-pertempuran besar di dekat Moskow dan Leningrad, Minsk, Kiev, serta kawasan-kawasan lain, kata dia.
Saat Perang Dunia II berlangsung, Rusia tidak pernah meremehkan pentingnya front pertempuran lain dan selalu sigap membantu sekutunya, ucap Putin.
Selain itu, Rusia juga menghargai perjuangan sekutunya yang terlibat mengalahkan Jerman Nazi, begitu pula bangsa China yang dahulu berjuang mengalahkan Jepang di front Pasifik, kata dia.
"Rusia saat ini tengah melewati masa peralihan yang sulit. Nasib tanah air kita dan masa depannya tergantung masing-masing kita," ucap Presiden Rusia itu.
Pertempuran di front timur Perang Dunia II di Rusia dan negara eks Uni Soviet juga dikenal dengan istilah "Perang Patriotik Raya".
Di tingkat lokal, hari tersebut dirayakan dengan meletakkan karangan bunga di tugu-tugu peringatan militer dan mengheningkan cipta.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia peringati menang PD II dengan parade militer
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags: