Ratusan warga dievakuasi pascabanjir Sumbawa
15 Desember 2013 21:16 WIB
ilustrasi Sejumlah kayu gelondongan tertumpuk disekitar rumah dan badan jalan poros Palu - Kulawi usai banjir bandang di Desa Salua, Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (1/10). (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Sumbawa Besar (ANTARA News) - Sebanyak 225 warga terpaksa harus dievakuasi ke Posko Taruna Siaga Bencana (Tagana) setelah banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Hingga kini tercatat 225 warga harus ditampung di Posko Tagana yang didirikan di Mapolsek Alas, sejak bencana banjir menerjang kawasan pemukiman penduduk Kamis (12/12) lalu," kata Kepala Operasi Taruna Siaga Bencana Kabupaten Sumbawa Andri Taufik, di lokasi kejadian, Minggu.
Ia menyebutkan, warga harus dievakuasi setelah kawasan tempat tinggal mereka tersapu dan tergenang banjir dengan ketinggian air dua sampai empat meter.
Genangan yang di beberapa lokasi tampak mulai surut, terhitung sempat merendam ratusan rumah di lima desa Kecamatan Alas, yakni Desa Luar, Desa Baru, Desa Kalimango, Desa Juran Alas dan Desa Dalam.
Di Desa Luar, air menggenangi rumah milik 41 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 168 jiwa, di Desa Baru menggenangi rumah milik 144 KK dengan jumlah 636 jiwa, Desa Kalimango milik 57 KK dengan 195 jiwa, Desa Dalam 133 KK dengan jumlah 443 jiwa, dan di Desa Juran Alas banjir hanya menggenangi satu rumah dengan jumlah dua jiwa.
Kondisi yang tergolong parah tampak di Desa Baru, yakni tiga rumah tercatat hanyut tersapu banjir. Ketiga tempat tinggal tersebut masing-masing milik Harianto, Mahsun dan Astaman. Sementara rumah milik seorang warga lainnya, Abdullah, ambruk diterjang air yang cukup deras.
Dari kejadian itu, kata Abdri, sedikitnya 225 warga telah dievakuasi ke Posko Tagana yang berlokasi di Mapolsek Alas. Tim Tagana juga sudah membangun dapur umum lapangan guna melayani kebutuhan makan para pengungsi.
Dalam melakukan evakuasi warga, kata dia, Tagana dibantu pihak kepolisian, TNI dan Pramuka SMAN 1 Alas. Selain itu bekerja sama dengan tim puskesmas setempat dalam memberikan perawatan kepada korban banjir yang menderita sakit.
Secara terpisah, Camat Alas Irawan Subekti mengungkapkan, air sungai mulai meluap pada Kamis lalu sekitar pukul 16.00 Wita, terus meluas hingga merendam ratusan rumah penduduk di lima desa.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir kali ini," ujar Irawan dengan menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan gotong royong untuk membersihkan sisa banjir yang sudah mulai surut di beberapa tempat.
Dikatakan, sejumlah warga bahwa sudah mulai bisa kembali ke rumahnya masing-masing, kecuali bagi yang mereka yang tempat tinggalnya hanyut dan rusak berat.
Bagi mereka yang belum bisa kembali ke rumah, tidak hanya ditampung di posko, tetapi juga ada yang mengungsi ke rumah keluarganya.
Menurut dia, banjir yang terjadi tahun ini adalah yang paling parah. Intensitas hujan memang cukup besar, diperparah dengan adanya indikasi penebangan hutan di kawasan Alas.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Ir Mukmin mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pascabencana, termasuk dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) guna menangani jembatan yang putus yang menghubungan dua desa.
"Tim Dinas PU sudah turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan. Setelah itu, baru diketahui langkah selanjutnya untuk perbaikan infrastruktur," katanya.(*)
"Hingga kini tercatat 225 warga harus ditampung di Posko Tagana yang didirikan di Mapolsek Alas, sejak bencana banjir menerjang kawasan pemukiman penduduk Kamis (12/12) lalu," kata Kepala Operasi Taruna Siaga Bencana Kabupaten Sumbawa Andri Taufik, di lokasi kejadian, Minggu.
Ia menyebutkan, warga harus dievakuasi setelah kawasan tempat tinggal mereka tersapu dan tergenang banjir dengan ketinggian air dua sampai empat meter.
Genangan yang di beberapa lokasi tampak mulai surut, terhitung sempat merendam ratusan rumah di lima desa Kecamatan Alas, yakni Desa Luar, Desa Baru, Desa Kalimango, Desa Juran Alas dan Desa Dalam.
Di Desa Luar, air menggenangi rumah milik 41 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 168 jiwa, di Desa Baru menggenangi rumah milik 144 KK dengan jumlah 636 jiwa, Desa Kalimango milik 57 KK dengan 195 jiwa, Desa Dalam 133 KK dengan jumlah 443 jiwa, dan di Desa Juran Alas banjir hanya menggenangi satu rumah dengan jumlah dua jiwa.
Kondisi yang tergolong parah tampak di Desa Baru, yakni tiga rumah tercatat hanyut tersapu banjir. Ketiga tempat tinggal tersebut masing-masing milik Harianto, Mahsun dan Astaman. Sementara rumah milik seorang warga lainnya, Abdullah, ambruk diterjang air yang cukup deras.
Dari kejadian itu, kata Abdri, sedikitnya 225 warga telah dievakuasi ke Posko Tagana yang berlokasi di Mapolsek Alas. Tim Tagana juga sudah membangun dapur umum lapangan guna melayani kebutuhan makan para pengungsi.
Dalam melakukan evakuasi warga, kata dia, Tagana dibantu pihak kepolisian, TNI dan Pramuka SMAN 1 Alas. Selain itu bekerja sama dengan tim puskesmas setempat dalam memberikan perawatan kepada korban banjir yang menderita sakit.
Secara terpisah, Camat Alas Irawan Subekti mengungkapkan, air sungai mulai meluap pada Kamis lalu sekitar pukul 16.00 Wita, terus meluas hingga merendam ratusan rumah penduduk di lima desa.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir kali ini," ujar Irawan dengan menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan gotong royong untuk membersihkan sisa banjir yang sudah mulai surut di beberapa tempat.
Dikatakan, sejumlah warga bahwa sudah mulai bisa kembali ke rumahnya masing-masing, kecuali bagi yang mereka yang tempat tinggalnya hanyut dan rusak berat.
Bagi mereka yang belum bisa kembali ke rumah, tidak hanya ditampung di posko, tetapi juga ada yang mengungsi ke rumah keluarganya.
Menurut dia, banjir yang terjadi tahun ini adalah yang paling parah. Intensitas hujan memang cukup besar, diperparah dengan adanya indikasi penebangan hutan di kawasan Alas.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Ir Mukmin mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pascabencana, termasuk dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) guna menangani jembatan yang putus yang menghubungan dua desa.
"Tim Dinas PU sudah turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan. Setelah itu, baru diketahui langkah selanjutnya untuk perbaikan infrastruktur," katanya.(*)
Pewarta: Siti Zulaeha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: