Muhaimin: antarcapres jangan saling merendahkan
15 Desember 2013 20:50 WIB
ilustrasi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kiri) bersama Capres PKB Rhoma Irama menyapa para kader saat safari Ramadhan di kompleks islamic center Karawang, Jawa Barat, Jumat (26/7). (ANTARA FOTO/M.Ali Khumaini)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengimbau para tokoh yang maju sebagai kandidat calon presiden agar tidak merendahkan calon lain, dan membiarkan masyarakat yang memberikan penilaian.
"Kita imbau Wiranto dan lain-lain agar tidak merendahkan capres lain," kata Muhaimin usai diskusi bertajuk "Pemuda: Demokrasi & Kebangsaan" di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu.
Muhaimin mengemukakan hal itu menanggapi pernyataan Wiranto yang dianggap merendahkan salah satu bakal calon presiden dari PKB, Rhoma Irama.
Menurut Muhaimin, yang diadu dari para tokoh yang telah menyatakan siap menjadi capres adalah kekuatan visi dan misi mereka, juga popularitas masing-masing, bukan latar belakang profesinya.
"Latar belakang apapun kita hormati," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Kabinet Indonesia Bersatu II itu.
Bahkan, Muhaimin "menantang" Wiranto yang dijagokan sebagai capres Partai Hanura untuk beradu visi dan misi, juga popularitas, dengan Rhoma Irama.
"Ayo kita adu, mana yang bagus visi dan misinya, dan bagaimana popularitasnya," kata Muhaimin.
"Kalau perlu ada dewan juri dan ada voting khusus agar ada fairness. Kita minta Pak Hary Tanoe menyiarkan live," tambah Muhaimin.
Sebelumya, dalam debat kandidat capres 2014 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jumat (13/12), Wiranto menyebut sekarang penyanyi dangdut pun dijadikan capres.
Meski tidak menyebut nama, pernyataan Wiranto dianggap menyasar Rhoma Irama. Namun, Wiranto membantah menyindir Raja Dangdut itu.(*)
"Kita imbau Wiranto dan lain-lain agar tidak merendahkan capres lain," kata Muhaimin usai diskusi bertajuk "Pemuda: Demokrasi & Kebangsaan" di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu.
Muhaimin mengemukakan hal itu menanggapi pernyataan Wiranto yang dianggap merendahkan salah satu bakal calon presiden dari PKB, Rhoma Irama.
Menurut Muhaimin, yang diadu dari para tokoh yang telah menyatakan siap menjadi capres adalah kekuatan visi dan misi mereka, juga popularitas masing-masing, bukan latar belakang profesinya.
"Latar belakang apapun kita hormati," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Kabinet Indonesia Bersatu II itu.
Bahkan, Muhaimin "menantang" Wiranto yang dijagokan sebagai capres Partai Hanura untuk beradu visi dan misi, juga popularitas, dengan Rhoma Irama.
"Ayo kita adu, mana yang bagus visi dan misinya, dan bagaimana popularitasnya," kata Muhaimin.
"Kalau perlu ada dewan juri dan ada voting khusus agar ada fairness. Kita minta Pak Hary Tanoe menyiarkan live," tambah Muhaimin.
Sebelumya, dalam debat kandidat capres 2014 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jumat (13/12), Wiranto menyebut sekarang penyanyi dangdut pun dijadikan capres.
Meski tidak menyebut nama, pernyataan Wiranto dianggap menyasar Rhoma Irama. Namun, Wiranto membantah menyindir Raja Dangdut itu.(*)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: