Ratusan rumah di Jember terendam banjir
15 Desember 2013 19:09 WIB
ilustrasi Sejumlah kendaraan melintasi genangan air di jalan veteran, Tangerang, Banten, Rabu (4/12). Akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang dan buruknya drainase di kota Tangerang mengakibatkan genangan air setinggi 5-10cm dan menimbulkan kemacetan. (ANTARA FOTO/Lucky.R)
Jember (ANTARA News) - Ratusan rumah di Desa Klatakan dan Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terendam banjir sejak Sabtu (14/12) malam hingga Minggu dini hari akibat meluapnya Sungai Darunangan di daerah itu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo, Minggu mengatakan ratusan rumah itu tergenang banjir setinggi 50 centimeter (cm) dan air baru surut pada hari ini sekitar pukul 03.00 WIB.
"Banjir itu merendam 75 rumah warga di Desa Klatakan, dan sebanyak 60 rumah warga di Desa Tanggul wetan," tuturnya.
Menurut dia, meluapnya Sungai Darungan yang mengalir di dua desa tersebut karena sungainya dangkal dan curah hujan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Jember.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu dan warga setempat juga tidak sampai mengungsi karena mereka sudah siaga sebelumnya," katanya.
Banjir genangan di Kecamatan Tanggul itu menambah daftar bencana banjir di Jember karena dalam sepekan terakhir tercatat banjir genangan juga terjadi di Desa Yosorati dan Sumberagung Kecamatan Sumberbaru yang merendam sebanyak 400 rumah.
Ia menjelaskan sebanyak 22 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember masuk dalam peta kawasan rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
"Hujan deras akan turun hingga bulan Maret, sehingga kami minta warga siaga terhadap bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung," katanya.
Selain kami minta warga siaga, lanjut dia, pihak muspika juga harus siaga dan segera bertindak ketika daerahnya terkena bencana dan BPBD akan selalu siaga 24 jam.
Sementara itu, Camat Ledokombo Heri Setiawan mengatakan, pihaknya selalu memberitahu warganya ketika ada ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
"Saat hujan deras kami selalu siaga dan memang ada kawasan yang rawan longsor dan angin kencang. Kalau ada pemberitahuan dari BPBD, pasti kami teruskan ke warga, sehingga bisa mengantisipasi lebih dini," katanya.(*)
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo, Minggu mengatakan ratusan rumah itu tergenang banjir setinggi 50 centimeter (cm) dan air baru surut pada hari ini sekitar pukul 03.00 WIB.
"Banjir itu merendam 75 rumah warga di Desa Klatakan, dan sebanyak 60 rumah warga di Desa Tanggul wetan," tuturnya.
Menurut dia, meluapnya Sungai Darungan yang mengalir di dua desa tersebut karena sungainya dangkal dan curah hujan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Jember.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu dan warga setempat juga tidak sampai mengungsi karena mereka sudah siaga sebelumnya," katanya.
Banjir genangan di Kecamatan Tanggul itu menambah daftar bencana banjir di Jember karena dalam sepekan terakhir tercatat banjir genangan juga terjadi di Desa Yosorati dan Sumberagung Kecamatan Sumberbaru yang merendam sebanyak 400 rumah.
Ia menjelaskan sebanyak 22 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember masuk dalam peta kawasan rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
"Hujan deras akan turun hingga bulan Maret, sehingga kami minta warga siaga terhadap bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung," katanya.
Selain kami minta warga siaga, lanjut dia, pihak muspika juga harus siaga dan segera bertindak ketika daerahnya terkena bencana dan BPBD akan selalu siaga 24 jam.
Sementara itu, Camat Ledokombo Heri Setiawan mengatakan, pihaknya selalu memberitahu warganya ketika ada ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
"Saat hujan deras kami selalu siaga dan memang ada kawasan yang rawan longsor dan angin kencang. Kalau ada pemberitahuan dari BPBD, pasti kami teruskan ke warga, sehingga bisa mengantisipasi lebih dini," katanya.(*)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: