Perdana Menteri HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza, Ismail Haneya, mengatakan, bahan bakar tersebut ditujukan untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza, yang telah berhenti menghasilkan listrik untuk separuh warga Jalur Gaza sejak 1 November tahun ini.
"Bahan bakar itu akan cukup untuk mengoperasikan pembangkit listrik di Jalur Gaza selama setidaknya tiga bulan," kata Haneya, sebagaimana dikutip Xinhua.
Saat berbicara dengan para pejabat dan Pangeran Qatar pada Kamis, Haneya meminta bantuan darurat mereka setelah kekurangan parah energi listrik dan bahan bakar akibat gelombang topan kuat dan cuaca buruk yang melanda daerah kantung Palestina tersebut.
Ihab Al-Ghussein, Juru Bicara Pemerintah HAMAS di Jalur Gaza, mengatakan, Qatar setuju untuk mengirim bantuan daruratnya setelah kontak intensif yang dilakukan Pemerintah HAMAS guna mengatasi krisis bahan bakar itu.