Provinsi Banten kembali tercatat menduduki peringkat 1 secara nasional sebagai provinsi pengangguran terbanyak dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 7,02 persen atau 425 ribu orang per Februari 2024.
Meski demikian, TPT mengalami penurunan sebesar 0,95 persen menjadi 7,02 persen pada Februari 2024 dibanding dengan Februari 2023 yang mencapai 7,97 persen.
“Banten kita lihat bersama 0,95 poin ada penurunan. Bahwa didefinisikan secara umum tinggi, itu yang terus kami upayakan bagaimana kolaborasi antara pemerintah, stakeholder dan swasta agar pengangguran menurun,” katanya pula.
Al meminta kepada Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data tersebut untuk memberikan data by name by address. Hal itu ia minta untuk menentukan kebijakan strategis agar pengangguran di Banten menurun.
"Kami perlu mendapatkan data by name by address seperti siapa dan dimana. Seperti kami menangani stunting, begitu juga dengan lapangan kerja," ujarnya lagi.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Provinsi Banten pada 6 Mei 2024, TPT Banten masih menempati urutan pertama se-Indonesia, disusul Kepulauan Riau dan Jawa Barat. Jumlah pengangguran di Banten pada Februari 2024 sebanyak 425 ribu orang, angka tersebut turun 61 ribu orang dibandingkan Februari 2023.
BPS Banten juga mencatat, jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024 sebanyak 6,05 juta orang, turun 53,63 ribu orang dibanding Februari 2023.
Baca juga: DPRD Banten minta gubernur atasi pengangguran dan kemiskinan
Baca juga: Pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10 dinilai bakal atasi pengangguran
Baca juga: DPRD Banten minta gubernur atasi pengangguran dan kemiskinan
Baca juga: Pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10 dinilai bakal atasi pengangguran