Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) R. Siti Zuhro meminta Perum LKBN Antara memastikan produk beritanya tidak terseret oleh kepentingan politik sesaat yang merugikan rakyat dan bangsa Indonesia.

"Apalagi pada tahun politik sekarang ini yang suhunya makin menghangat dan atau nyaris memanas dan lingkungan politik cenderung kurang jernih," kata Siti ketika dihubungi dari Semarang, Jumat.

Hari Ulang Tahun ke-76 Perum LKBN Antara tahun ini, kata dosen tetap Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Riau itu, diwarnai hangatnya politik nasional menjelang Pemilu 2014.

"Dalam situasi seperti ini, LKBN Antara bisa tetap menempatkan institusinya sebagai rujukan bagi berita nasional. Di sinilah peran penting dan makna signifikan dari Antara," kata Siti.

Selain itu, lanjut dia, LKBN Antara juga perlu meningkatkan perannya sebagai rujukan atau "simpul" bagi sumber berita yang jernih, jujur, dan netral, serta tidak partisian yang bisa dipercaya rakyat.

"Melalui informasi-informasi yang disampaikan, Antara hadir sebagai sumber berita yang mencerahkan dan memberi pendidikan kepada masyarakat luas," harapnya.

LKBN Antara, kata Siti, harus menjadi pelopor kebebasan pers era demokrasi yang sarat dedikasi dan kontribusi sesuai dengan usianya yang telah mencapai 76 tahun, dan menyuarakan kembali peran pers dalam demokratisasi dan kehidupan politik Indonesia.

Dia mengingatkan, sekali media memerankan dirinya salah pada tahun politik seperti sekarang, maka media itu pun harus ikut bertanggungjawab terhadap implikasi negatif yang ditimbulkannya.