Situbondo (ANTARA) - Manajemen RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat selama sepekan pada periode 1-7 Mei 2024 terdapat sembilan pasien demam berdarah dengue atau DBD yang menjalani rawat inap, di mana tiga pasien anak-anak di antaranya meninggal dunia.

Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dr. Roekmy Prabarini Ario di Situbondo, Selasa, mengatakan tiga pasien DBD yang meninggal dunia masing-masing berusia delapan tahun.

"Tiga pasien DBD anak-anak ini masuk ke RSUD dr. Abdoer Rahem dengan kondisinya yang sudah di kategori dengue shock syndrom (DSS) atau sudah parah," katanya.

Menurut Roekmy, tiga pasien demam berdarah meninggal dunia pada tanggal 2, 3 dan 4 Mei 2024 dan masing-masing berasal dari Kecamatan Jangkar, Kecamatan Panji dan Kecamatan Situbondo.

Sampai saat ini masih ada sejumlah pasien demam berdarah dengue menjalani rawat inap, dan rata-rata pasien anak-anak berusia 8 hingga 14 tahun.

"Ada satu lagi pasien DBD anak-anak yang saat ini kondisinya kurang bagus di ruang khusus pasien dan membutuhkan penanganan khusus atau intensive care unit (ICU)," katanya.

Pada April, dr Roekmy menyampaikan rumah sakit milik pemerintah daerah itu juga menangani sebanyak 91 pasien demam berdarah.

"Tapi, meskipun ada 91 pasien demam berdarah pada bulan sebelumnya dirawat, tidak ada pasien yang meninggal dunia," ujarnya.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo menyebutkan warga terjangkit demam berdarah dengue atau DBD terus mengalami peningkatan dan terhitung Januari hingga April 2024 sudah mencapai sekitar 450 kasus.

Kasus demam berdarah dengue mengalami peningkatan signifikan, pada bulan Januari 33 kasus, Februari 94 kasus, Maret 142 kasus dan April 181 kasus.

Baca juga: Kemenkes: Pencegahan masih yang paling efektif dalam penanganan DBD

Baca juga: Kemenkes sebut video pasien DBD membeludak di Kota Bekasi tidak valid