Kebaya bisa jadi identitas nasional berbasis kelokalan
7 Mei 2024 16:49 WIB
Pakaian tradisional kebaya diusulkan menjadi warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) oleh Kemenko PMK. ANTARA/Sizuka.
Jakarta (ANTARA) - Dosen Program Studi Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Dwi Woro Retno Mastuti mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.
“Secara historis, kebaya di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dari sejarah busana di Nusantara,” kata Dwi dalam wawancara via aplikasi pesan instan, Selasa.
Ia mengatakan, kebaya memiliki keunikan tersendiri karena sejarah panjangnya sebagai salah satu busana yang berkembang di Nusantara. Sejarah kebaya juga bisa dikulik melalui sejarah kain panjang seperti batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Peranakan dan lainnya.
Baca juga: Reog, Kolintang, dan Kebaya diusulkan jadi warisan budaya UNESCO
Dikutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, kebaya diperkirakan dibawa oleh pendatang dari etnis China yang berdagang ke Indonesia, dan dipakai oleh perempuan Eropa untuk acara resmi.
Melalui akulturasi budaya yang ada di Indonesia, kebaya bisa diterima di masyarakat dan menjadi kebanggaan masyarakat sebagai identitas nasional yang patut diperjuangkan.
“Kita perlu identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan. Diperlukan saling berterima antara berbagai komponen dan lapisan masyarakat di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Kowani bersama Timnas Kebaya persiapkan perayaan Hari Kebaya Nasional
Dwi juga mengatakan masyarakat harus menyadari keragaman budaya di Indonesia karena adanya banyak pengaruh kebudayaan yang masuk seperti Peranakan, Eropa hingga Arab, dan kebaya menjadi salah satu kontribusi keragaman budaya di Indonesia sebagai negara adi-budaya.
Sehingga masyarakat perlu saling menerima dan tidak menghiraukan dari mana asal budaya tersebut datang.
“Tidak perlu mempermasalahkan produk budaya tersebut berasal dari etnis mana pun yang ada di Indonesia, selama produk tersebut memiliki kontribusi terhadap keragaman budaya Indonesia sebagai negara adi-budaya,” tulisnya.
Baca juga: Timnas Kebaya RI: Kebaya identitas nasional yang harus dilestarikan
Dengan didaftarkannya kebaya ke dalam warisan budaya Unesco, diharapkan masyarakat semakin menerima ragam budaya Indonesia dari berbagai asal sebagai identitas nasional.
Seperti diberitakan, kesenian Reog asal Ponorogo, Jawa Timur, alat musik tradisional Kolintang dari Sulawesi Utara, dan pakaian tradisional kebaya diusulkan menjadi warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) oleh Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Baca juga: Istana Berkebaya ajak masyarakat cinta dan bangga budaya Indonesia
Baca juga: Jokowi: Kebaya lambang karakter anggun masyarakat Indonesia
“Secara historis, kebaya di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dari sejarah busana di Nusantara,” kata Dwi dalam wawancara via aplikasi pesan instan, Selasa.
Ia mengatakan, kebaya memiliki keunikan tersendiri karena sejarah panjangnya sebagai salah satu busana yang berkembang di Nusantara. Sejarah kebaya juga bisa dikulik melalui sejarah kain panjang seperti batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Peranakan dan lainnya.
Baca juga: Reog, Kolintang, dan Kebaya diusulkan jadi warisan budaya UNESCO
Dikutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, kebaya diperkirakan dibawa oleh pendatang dari etnis China yang berdagang ke Indonesia, dan dipakai oleh perempuan Eropa untuk acara resmi.
Melalui akulturasi budaya yang ada di Indonesia, kebaya bisa diterima di masyarakat dan menjadi kebanggaan masyarakat sebagai identitas nasional yang patut diperjuangkan.
“Kita perlu identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan. Diperlukan saling berterima antara berbagai komponen dan lapisan masyarakat di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Kowani bersama Timnas Kebaya persiapkan perayaan Hari Kebaya Nasional
Dwi juga mengatakan masyarakat harus menyadari keragaman budaya di Indonesia karena adanya banyak pengaruh kebudayaan yang masuk seperti Peranakan, Eropa hingga Arab, dan kebaya menjadi salah satu kontribusi keragaman budaya di Indonesia sebagai negara adi-budaya.
Sehingga masyarakat perlu saling menerima dan tidak menghiraukan dari mana asal budaya tersebut datang.
“Tidak perlu mempermasalahkan produk budaya tersebut berasal dari etnis mana pun yang ada di Indonesia, selama produk tersebut memiliki kontribusi terhadap keragaman budaya Indonesia sebagai negara adi-budaya,” tulisnya.
Baca juga: Timnas Kebaya RI: Kebaya identitas nasional yang harus dilestarikan
Dengan didaftarkannya kebaya ke dalam warisan budaya Unesco, diharapkan masyarakat semakin menerima ragam budaya Indonesia dari berbagai asal sebagai identitas nasional.
Seperti diberitakan, kesenian Reog asal Ponorogo, Jawa Timur, alat musik tradisional Kolintang dari Sulawesi Utara, dan pakaian tradisional kebaya diusulkan menjadi warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) oleh Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Baca juga: Istana Berkebaya ajak masyarakat cinta dan bangga budaya Indonesia
Baca juga: Jokowi: Kebaya lambang karakter anggun masyarakat Indonesia
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: