Moskow (ANTARA) - Amerika Serikat telah menunda penjualan ribuan senjata berpemandu presisi kepada Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza, lapor Wall Street Journal dengan mengutip sejumlah narasumber.

Washington diperkirakan akan menjual 6.500 sistem JDAM (bom berpemandu) kepada Israel, lanjut media tersebut dalam berita yang disiarkan pada Senin.

Di hari yang sama, Israel memulai operasi militer di Rafah bagian timur di Jalur Gaza selatan.
Baca juga: Dalam semalam, 22 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa operasi militer tersebut akan mengganggu pengiriman bantuan kemanusiaan yang sedang berlangsung ke Gaza.

Sebelumnya pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan sekitar 240 lainnya diculik.

Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas serta menyelamatkan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan yang mengakibatkan 34.700 orang lebih terbunuh.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Hamas siap lindungi warga Palestina bila Israel serang Rafah
Baca juga: Sekjen PBB: Serangan darat Israel ke Rafah "tak dapat diterima"
Baca juga: Israel: Usul gencatan senjata yang disetujui Hamas jauh dari tuntutan