AFC Womens U17
Secercah potensi penafsir ruang, Claudia "Raumdeuter" Scheunemann
Oleh Fajar Satriyo
7 Mei 2024 14:18 WIB
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 Claudia Scheunemann (atas) dihadang pesepak bola Timnas Filipina Putri U-17 Lauren Villasin (bawah) saat pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/Spt.
Gianyar (ANTARA) - Tim nasional putri Indonesia U-17 membuka pertandingan perdana Piala Asia putri U-17 2024 dengan hasil minor usai takluk dari timnas putri Filipina U-17 dengan skor 1-6 pada pertandingan pertama Piala Asia Putri U-17 2024 yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali pada Senin malam.
Perjuangan tim Garuda Pertiwi patut diapresiasi dan diberi acungan dua jempol. Selain karena Indonesia yang 'demam panggung' karena terakhir kali memainkan laga di Piala Asia putri U-17 pada 2005 lalu, namun perjuangan Zaira Kusuma dan kawan-kawan yang terus mencoba memberikan perlawanan sengit hingga peluit akhir pertandingan ditiup.
Kekalahan dari Filipina tak perlu terlalu dibuat melankoli, karena dari segi kesiapan tim Garuda Pertiwi masih kalah jauh dalam hal jam terbang.
Baca juga: Tim putri Indonesia U-17 takluk dari Filipina dengan skor 1-6
Garuda Pertiwi baru terbentuk pada bulan April lalu. Usai melalui dua tahap seleksi pemain yang dilakukan pada akhir Maret, dilanjutkan pemusatan latihan perdana di Jakarta pada awal April dan sampai pemusatan Latihan akhir untuk persiapan menuju Piala Asia U-17 yang dilangsungkan di Bali sejak 14 April lalu.
Tim asuhan pelatih Satoru Mochizuki juga telah menjalani sederet uji coba untuk mengukur kemampuan tim. Dengan menghasilkan empat kali kemenangan dan menelan dua kali kekalahan.
Dari sejumlah laga yang telah dilalui Garuda Pertiwi tersebut, hingga puncaknya menjalani pertandingan perdana menghadapi Filipina terdapat salah satu pemain yang menonjol, Claudia Scheunemann.
Terlepas satu gol Indonesia ke gawang Filipina dihasilkan dari tendangan melengkung dari luar kotak penalti yang dilepaskan Claudia Scheunemann, namun peran dari pemain berdarah blasteran Indonesia-Jerman tersebut merupakan peran yang mengemban gaya permainan modern sebagai pemain yang identik untuk memberi ruang kepada tim.
Baca juga: Claudia Scheunemann merasa cocok dengan gaya kepelatihan Mochizuki
Baca juga: PSSI siapkan cetak biru selama 10 tahun untuk sepak bola putri
Selanjutnya: Claudia "Raumdeuter" Scheunemann
Claudia "Raumdeuter" Scheunemann
Claudia tercatat sebagai pemain termuda sepanjang masa yang menjalani debut di timnas senior putri Indonesia. Saat itu, Claudia yang berumur 13 tahun 349 hari menjalani debut bersama timnas Indonesia pada gelaran Kualifikasi AFC 2024.
Pemain yang kini berusia 15 tahun tersebut juga telah memperoleh sembilan penampilan di timnas Indonesia U-20. Claudia yang merupakan pemain dengan posisi asli penyerang nomor sembilan dan terkadang bermain sebagai winger tersebut juga telah mengemas enam gol dari sembilan penampilannya bersama dengan Garuda Pertiwi U-20.
Namun dalam partai menghadapi Filipina kemarin, Claudia berperan penting dalam proses aliran bola maupun sebagai pembuka ruang antar lini.
Dalam sepak bola modern, istilah raumdeuter begitu identik dengan pemain tim nasional Jerman dan Bayern Muenchen, Thomas Mueller.
Bahkan istilah raumdeuter keluar dari mulut Mueller sendiri saat di wawancara oleh media asal Jerman pada 2011. Dalam wawancara tersebut Mueller mengatakan "Ich Binein Raumdeuter" atau dapat diartikan sebagai saya merupakan penafsir ruang.
Istilah tersebut kemudian menjadi populer untuk disematkan kepada pemain-pemain yang beroperasi sebagai penafsir ruang permainan dalam pertandingan.
Secara harfiah raumdeuter berarti penafsir ruang atau penyelidik ruang. Namun jika diambil frasa paling tepat digunakan untuk sepak bola yakni sebagai penafsir ruang.
Gaya yang ditunjukkan oleh pemain berjuluk 'Si Kurus' tersebut adalah dengan mengamati ruang yang tersedia dan akan bekerja keras untuk dapat memanfaatkan peluang melalui ruang tersebut.
Raumdeuter bukanlah sebuah posisi namun merupakan peran yang mampu mengambil celah dari sebuah peluang bahkan dengan rasio dan persentase sekecil apapun.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh Mueller sang raumdeuter.
Meski mempunyai postur dan fisik yang berotot seperti pemain penyerang pada umumnya, jawara Piala Dunia 2014 juga tidak diberkahi kemampuan individu kelas wahid untuk dapat menggiring bola maupun mengoper bola dengan tingkat akurasi tinggi, namun Mueller mempunyai intuisi dan cara berpikir yang cepat untuk memanfaatkan celah sekecil apapun.
Baca juga: Mochi akan benahi segi transisi permainan timnas Indonesia putri U-17
Baca juga: PSSI enggan pasang target untuk timnas putri pada Piala Asia U-17
Selanjutnya: Jika ditarik
Jika ditarik kepada Claudia dalam pertandingan menghadapi Filipina, setidaknya pemain yang merupakan keponakan dari pelath Timo Scheunemann tersebut punya kemiripan yang hampir sama dengan Mueller selain juga sama-sama mengenakan nomor punggung 13 di tim nasional.
Hal tersebut terlihat dari proses gol Indonesia. Gol tersebut terjadi Ketika pemain Indonesia, Syafia Chorlienka menerima bola umpan lambung dari lini belakang namun harus terlepas usai mendapatkan pressing dari pemain Filipina. Claudia yang berada di lini tengah, memanfaatkan momentum tersebut dengan melepaskan tendangan langsung dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau kiper Filipina.
Ditanya mengenai peran raumdeuter tersebut,Claudia mengungkapkan nyaman dengan peran apapun yang diberikan oleh Satoru Mochizuki untuk membantu Indonesia.
"Nyaman sih dengan posisi apapun, karena harus siap dengan posisi apapun yang pelatih suruh. (Di pertandingan tadi) soalnya kan kita udah mulai kebobolan banyak, jadi harus memperkuat lini belakang jadi harus bermain turun (untuk bantu lini belakang dan mendistribusikan bola)," ujar Claudia.
Claudia menilai sepanjang pertandingan menghadapi Filipina, timnya kurang dalam segi komunikasi di lapangan. Menurut Claudia seharusnya para pemain sering memberi instruksi satu sama lain agar mampu menjaga penguasaan bola.
"Komunikasi tadi di lapangan harus lebih banyak ngomong, di lapangan tuh harus berisik jangan sampai ada yang diam. Kami harus meningkatkan komunikasi di lapangan," kata Claudia.
Dengan dua pertandingan tersisa menghadapi Korea Selatan dan Korea Utara, pelatih Satoru Mochizuki tentu akan mengandalkan peran dari Claudia yang akan menafsirkan ruang entah sebagai pencetak gol, pemberi assits atau pun pendistribusi bola.
Baca juga: Membangun timnas putri Indonesia lewat "tangan besi" Satoru Mochizuki
Baca juga: Satoru nilai persiapan tim sudah cukup untuk mengarungi kompetisi
Baca juga: Mochizuki cukup terkesan dengan performa pemain timnas putri U-17
Perjuangan tim Garuda Pertiwi patut diapresiasi dan diberi acungan dua jempol. Selain karena Indonesia yang 'demam panggung' karena terakhir kali memainkan laga di Piala Asia putri U-17 pada 2005 lalu, namun perjuangan Zaira Kusuma dan kawan-kawan yang terus mencoba memberikan perlawanan sengit hingga peluit akhir pertandingan ditiup.
Kekalahan dari Filipina tak perlu terlalu dibuat melankoli, karena dari segi kesiapan tim Garuda Pertiwi masih kalah jauh dalam hal jam terbang.
Baca juga: Tim putri Indonesia U-17 takluk dari Filipina dengan skor 1-6
Garuda Pertiwi baru terbentuk pada bulan April lalu. Usai melalui dua tahap seleksi pemain yang dilakukan pada akhir Maret, dilanjutkan pemusatan latihan perdana di Jakarta pada awal April dan sampai pemusatan Latihan akhir untuk persiapan menuju Piala Asia U-17 yang dilangsungkan di Bali sejak 14 April lalu.
Tim asuhan pelatih Satoru Mochizuki juga telah menjalani sederet uji coba untuk mengukur kemampuan tim. Dengan menghasilkan empat kali kemenangan dan menelan dua kali kekalahan.
Dari sejumlah laga yang telah dilalui Garuda Pertiwi tersebut, hingga puncaknya menjalani pertandingan perdana menghadapi Filipina terdapat salah satu pemain yang menonjol, Claudia Scheunemann.
Terlepas satu gol Indonesia ke gawang Filipina dihasilkan dari tendangan melengkung dari luar kotak penalti yang dilepaskan Claudia Scheunemann, namun peran dari pemain berdarah blasteran Indonesia-Jerman tersebut merupakan peran yang mengemban gaya permainan modern sebagai pemain yang identik untuk memberi ruang kepada tim.
Baca juga: Claudia Scheunemann merasa cocok dengan gaya kepelatihan Mochizuki
Baca juga: PSSI siapkan cetak biru selama 10 tahun untuk sepak bola putri
Selanjutnya: Claudia "Raumdeuter" Scheunemann
Claudia "Raumdeuter" Scheunemann
Claudia tercatat sebagai pemain termuda sepanjang masa yang menjalani debut di timnas senior putri Indonesia. Saat itu, Claudia yang berumur 13 tahun 349 hari menjalani debut bersama timnas Indonesia pada gelaran Kualifikasi AFC 2024.
Pemain yang kini berusia 15 tahun tersebut juga telah memperoleh sembilan penampilan di timnas Indonesia U-20. Claudia yang merupakan pemain dengan posisi asli penyerang nomor sembilan dan terkadang bermain sebagai winger tersebut juga telah mengemas enam gol dari sembilan penampilannya bersama dengan Garuda Pertiwi U-20.
Namun dalam partai menghadapi Filipina kemarin, Claudia berperan penting dalam proses aliran bola maupun sebagai pembuka ruang antar lini.
Dalam sepak bola modern, istilah raumdeuter begitu identik dengan pemain tim nasional Jerman dan Bayern Muenchen, Thomas Mueller.
Bahkan istilah raumdeuter keluar dari mulut Mueller sendiri saat di wawancara oleh media asal Jerman pada 2011. Dalam wawancara tersebut Mueller mengatakan "Ich Binein Raumdeuter" atau dapat diartikan sebagai saya merupakan penafsir ruang.
Istilah tersebut kemudian menjadi populer untuk disematkan kepada pemain-pemain yang beroperasi sebagai penafsir ruang permainan dalam pertandingan.
Secara harfiah raumdeuter berarti penafsir ruang atau penyelidik ruang. Namun jika diambil frasa paling tepat digunakan untuk sepak bola yakni sebagai penafsir ruang.
Gaya yang ditunjukkan oleh pemain berjuluk 'Si Kurus' tersebut adalah dengan mengamati ruang yang tersedia dan akan bekerja keras untuk dapat memanfaatkan peluang melalui ruang tersebut.
Raumdeuter bukanlah sebuah posisi namun merupakan peran yang mampu mengambil celah dari sebuah peluang bahkan dengan rasio dan persentase sekecil apapun.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh Mueller sang raumdeuter.
Meski mempunyai postur dan fisik yang berotot seperti pemain penyerang pada umumnya, jawara Piala Dunia 2014 juga tidak diberkahi kemampuan individu kelas wahid untuk dapat menggiring bola maupun mengoper bola dengan tingkat akurasi tinggi, namun Mueller mempunyai intuisi dan cara berpikir yang cepat untuk memanfaatkan celah sekecil apapun.
Baca juga: Mochi akan benahi segi transisi permainan timnas Indonesia putri U-17
Baca juga: PSSI enggan pasang target untuk timnas putri pada Piala Asia U-17
Selanjutnya: Jika ditarik
Jika ditarik kepada Claudia dalam pertandingan menghadapi Filipina, setidaknya pemain yang merupakan keponakan dari pelath Timo Scheunemann tersebut punya kemiripan yang hampir sama dengan Mueller selain juga sama-sama mengenakan nomor punggung 13 di tim nasional.
Hal tersebut terlihat dari proses gol Indonesia. Gol tersebut terjadi Ketika pemain Indonesia, Syafia Chorlienka menerima bola umpan lambung dari lini belakang namun harus terlepas usai mendapatkan pressing dari pemain Filipina. Claudia yang berada di lini tengah, memanfaatkan momentum tersebut dengan melepaskan tendangan langsung dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau kiper Filipina.
Ditanya mengenai peran raumdeuter tersebut,Claudia mengungkapkan nyaman dengan peran apapun yang diberikan oleh Satoru Mochizuki untuk membantu Indonesia.
"Nyaman sih dengan posisi apapun, karena harus siap dengan posisi apapun yang pelatih suruh. (Di pertandingan tadi) soalnya kan kita udah mulai kebobolan banyak, jadi harus memperkuat lini belakang jadi harus bermain turun (untuk bantu lini belakang dan mendistribusikan bola)," ujar Claudia.
Claudia menilai sepanjang pertandingan menghadapi Filipina, timnya kurang dalam segi komunikasi di lapangan. Menurut Claudia seharusnya para pemain sering memberi instruksi satu sama lain agar mampu menjaga penguasaan bola.
"Komunikasi tadi di lapangan harus lebih banyak ngomong, di lapangan tuh harus berisik jangan sampai ada yang diam. Kami harus meningkatkan komunikasi di lapangan," kata Claudia.
Dengan dua pertandingan tersisa menghadapi Korea Selatan dan Korea Utara, pelatih Satoru Mochizuki tentu akan mengandalkan peran dari Claudia yang akan menafsirkan ruang entah sebagai pencetak gol, pemberi assits atau pun pendistribusi bola.
Baca juga: Membangun timnas putri Indonesia lewat "tangan besi" Satoru Mochizuki
Baca juga: Satoru nilai persiapan tim sudah cukup untuk mengarungi kompetisi
Baca juga: Mochizuki cukup terkesan dengan performa pemain timnas putri U-17
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: