New York (ANTARA News) - Harga minyak AS berakhir turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan persedian bahan bakar minyak AS yang bervariasi menunjukkan penurunan menggembirakan dalam pasokan minyak mentah tetapi meningkat dalam stok bensin dan sulingan.

Kontrak berjangka utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 1,07 dolar AS, ditutup pada 97,44 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, patokan Eropa, naik 32 sen menjadi menetap di 109,70 dolar AS per barel di perdagangan London.

Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 10,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 6 Desember hampir lima kali estimasi penurunan 2,5 juta barel oleh para analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.

Itu merupakan penurunan kedua pekan berturut-turut dalam persediaan AS menyusul kenaikan 10 minggu beruntun yang telah menambahkan lebih dari 35 juta barel terhadap persediaan.

Namun penurunan "bullish" dalam stok minyak mentah diimbangi dengan peningkatan bensin dan sulingan atau destilasi yang lebih besar dari perkiraan, sehingga membebani kontrak WTI, kata Tim Evans dari Citi Futures.

Pasokan bensin naik 6,7 juta barel dan sulingan, yang termasuk diesel dan bahan bakar pemanas, naik 4,5 juta barel.

"Ini adalah tanda permintaan lesu di AS," kata Matt Smith dari Schneider Electric.

Smith mencatat bahwa minyak pemanas, terutama digunakan di timur laut, semakin kurang digunakan dan digantikan oleh gas alam, karena konstruksi bangunan-bangunan baru dilengkapi dengan gas alam.

Pada pagi hari, Badan Energi Internasional (IEA) mengeluarkan prospek optimis untuk Amerika Serikat dan Eropa, mengatakan pemulihan ekonomi di negara maju diharapkan akan mengangkat permintaan minyak global.


Penerjemah: Apep Suhendar