Penegasan disampaikan UNRWA ketika angkatan bersenjata Israel (IDF) mendesak penduduk untuk segera mengungsi dari wilayah paling selatan Jalur Gaza itu.
"UNRWA tidak melakukan evakuasi. UNRWA akan mempertahankan kehadirannya di Rafah selama mungkin dan akan terus memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang,” kata badan PBB tersebut di X.
UNRWA kemudian memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah akan menimbulkan lebih banyak penderitaan dan kematian warga sipil.
"Konsekuensinya akan sangat merusak bagi 1,4 juta orang," kata badan tersebut.
Sementara itu, IDF menyebarkan brosur di daerah tersebut, yang menyerukan warga di bagian timur Rafah untuk mengungsi.
“Dalam beberapa jam terakhir, selebaran yang menyerukan penduduk Rafah timur untuk mengungsi sementara ke wilayah kemanusiaan yang diperluas telah diturunkan," kata militer Israel itu dalam sebuah pernyataan.
"Seruan untuk pindah sementara ke wilayah kemanusiaan disampaikan melalui selebaran, pesan SMS, panggilan telepon, dan siaran media dalam bahasa Arab,” kata IDF, menambahkan.
Kekhawatiran meningkat baru-baru ini atas konsekuensi potensi serangan Israel di Rafah, yang dianggap sebagai pertahanan terakhir kelompok pejuang Hamas Palestina, jika perundingan gencatan senjata gagal.
Pada Minggu (5/5), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuding Hamas tampaknya tidak serius untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Oleh karena itu, kata dia, perintah bagi tentara Israel untuk memasuki Rafah akan diberikan dalam waktu dekat.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Israel lagi-lagi larang masuk Komjen UNRWA ke Gaza
Baca juga: Semua negara lanjut danai UNRWA, kecuali Inggris, Austria, Swiss