Kadin sebut rasa percaya pererat hubungan dagang Indonesia-Dubai
6 Mei 2024 17:23 WIB
Wakil Ketua Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani saat memberi sambutan dalam acara Dubai Chamber di Jakarta, Senin (6/5/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menyatakan, terdapat tiga poin utama yang menjadi pendorong dalam mempererat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Dubai, salah satunya adalah tingkat kepercayaan kedua negara.
"Ada tiga momen yang patut menjadi stimulus dan penyemangat bagi kita untuk berpartisipasi dalam membentuk hubungan yang lebih erat, yang pertama adalah tingkat kepercayaan antara kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara memiliki tingkat rasa saling percaya yang lebih tinggi, yang didukung oleh variabel sosial ekonomi," ujar Shinta di Jakarta, Senin.
Shinta mengatakan, hal kedua adalah Indonesia telah melewati proses pemilihan pemimpin baru sehingga para investor bisa mendapatkan kepastian untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Lebih lanjut, dalam hubungan bisnis dapat berjalan dengan lancar jika memiliki kejelasan, kepastian dan saling melengkapi. Shinta menyebut, Indonesia dapat memberikan ketiga hal tersebut terhadap Dubai.
Shinta memastikan bahwa Kadin Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintahan baru untuk memenuhi poin-poin tersebut demi kepentingan perdagangan.
"Ketiga, terkait dengan konstelasi ekonomi dan geopolitik saat ini. Kedua negara mengakui tiga hal penting yaitu, pergeseran perdagangan global, fragmentasi ekonomi dunia dan tren diversifikasi rantai pasokan," katanya.
Shinta menyampaikan, Indonesia dan Dubai adalah dua negara yang saling melengkapi dalam hal perdagangan dan siap bertransformasi menjadi pemain ekonomi di kancah global dan regional yang lebih tangguh serta menonjol.
Perekonomian Indonesia ditargetkan terus tumbuh hingga 6-7 persen. Oleh karenanya, diperlukan usaha bersama dalam membuka pasar-pasar baru seperti kawasan Uni Emirat Arab, Timur Tengah serta Afrika.
Dikatakan Shinta, Indonesia perlu belajar dari Dubai untuk bisa bertransformasi menjadi pusat investasi keuangan yang penting.
"Indonesia dan Uni Emirat Arab harus mengambil manfaat dan mengurangi risiko dari tren yang sedang berlangsung. Selain itu, diplomasi ekonomi tidak hanya dilakukan di bawah pemerintahan pusat, asosiasi seperti Dubai Chamber, Kadin Indonesia memainkan peran yang lebih penting dalam melaksanakan misi bersama," kata Shinta.
Baca juga: Kadin Dubai nilai kayu panel RI punya potensi ekspor ke negaranya
Baca juga: Kemendag: Perdagangan RI-Dubai bisa tembus 10 miliar dolar AS
Baca juga: Kemenperin-Dubai Health Authority perkuat kerja sama industri alkes
"Ada tiga momen yang patut menjadi stimulus dan penyemangat bagi kita untuk berpartisipasi dalam membentuk hubungan yang lebih erat, yang pertama adalah tingkat kepercayaan antara kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara memiliki tingkat rasa saling percaya yang lebih tinggi, yang didukung oleh variabel sosial ekonomi," ujar Shinta di Jakarta, Senin.
Shinta mengatakan, hal kedua adalah Indonesia telah melewati proses pemilihan pemimpin baru sehingga para investor bisa mendapatkan kepastian untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Lebih lanjut, dalam hubungan bisnis dapat berjalan dengan lancar jika memiliki kejelasan, kepastian dan saling melengkapi. Shinta menyebut, Indonesia dapat memberikan ketiga hal tersebut terhadap Dubai.
Shinta memastikan bahwa Kadin Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintahan baru untuk memenuhi poin-poin tersebut demi kepentingan perdagangan.
"Ketiga, terkait dengan konstelasi ekonomi dan geopolitik saat ini. Kedua negara mengakui tiga hal penting yaitu, pergeseran perdagangan global, fragmentasi ekonomi dunia dan tren diversifikasi rantai pasokan," katanya.
Shinta menyampaikan, Indonesia dan Dubai adalah dua negara yang saling melengkapi dalam hal perdagangan dan siap bertransformasi menjadi pemain ekonomi di kancah global dan regional yang lebih tangguh serta menonjol.
Perekonomian Indonesia ditargetkan terus tumbuh hingga 6-7 persen. Oleh karenanya, diperlukan usaha bersama dalam membuka pasar-pasar baru seperti kawasan Uni Emirat Arab, Timur Tengah serta Afrika.
Dikatakan Shinta, Indonesia perlu belajar dari Dubai untuk bisa bertransformasi menjadi pusat investasi keuangan yang penting.
"Indonesia dan Uni Emirat Arab harus mengambil manfaat dan mengurangi risiko dari tren yang sedang berlangsung. Selain itu, diplomasi ekonomi tidak hanya dilakukan di bawah pemerintahan pusat, asosiasi seperti Dubai Chamber, Kadin Indonesia memainkan peran yang lebih penting dalam melaksanakan misi bersama," kata Shinta.
Baca juga: Kadin Dubai nilai kayu panel RI punya potensi ekspor ke negaranya
Baca juga: Kemendag: Perdagangan RI-Dubai bisa tembus 10 miliar dolar AS
Baca juga: Kemenperin-Dubai Health Authority perkuat kerja sama industri alkes
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: