Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di daerah itu untuk berkontribusi aktif dengan menggelorakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna optimalisasi pencegahan demam berdarah dengeu (DBD).


"Salah satunya, menciptakan kondisi lingkungan bersih, pengolahan sampah yang baik dan tidak ada genangan air yang menjadi sarang nyamuk," kata Wakil Wali Kota Jaktim Iin Mutmainah saat memimpin apel di halaman Kantor Wali Kota Jaktim, Cakung, Senin.

Menurut dia, kebersihan lingkungan merupakan faktor yang paling menentukan dalam penularan DBD.

Iin juga meminta kepada para kepala puskesmas, lurah dan camat agar terus menggerakkan warganya untuk mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menyosialisasikan juru pemantau jentik (jumantik) mandiri secara berkala sepekan dua kali di lingkungan masing-masing.

Baca juga: Wali Kota Jaktim temukan jentik nyamuk saat pimpin PSN di Duren Sawit

Dalam kesempatan itu, Iin menyematkan selendang merah terhadap wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD berdasarkan angka luas kejadian (incidence rate/IR) DBD dari Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.

Selendang merah diterima Kecamatan Matraman sebagai wilayah tertinggi yang mengalami kecepatan IR DBD dua pekan terakhir dengan persentase mencapai 27,76 persen, sementara apresiasi diberikan kepada Kecamatan Makasar sebagai lingkungan terendah persentase kasus DBD.

"Ini pekan kedua ya, dengan harapan adanya monitoring dan evaluasi pada lingkungan sehingga pengendalian ancaman infeksi virus DBD dapat teratasi secara baik, aman dan nyaman bagi masyarakat," kata Iin.

Sementara itu, Camat Matraman Bambang Pangestu mengatakan pihaknya akan mengintensifkan seluruh elemen untuk melakukan PHBS di lingkungannya.

Baca juga: Dinkes DKI sebut vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan

"Kita termotivasi meskipun di wilayah kami tertinggi, ini menjadi tantangan bagi kami dan kami optimistis untuk lebih baik lagi," kata Bambang.

Sebelumnya, berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jaktim, tercatat jumlah kasus DBD tertinggi berada di Kecamatan Cakung dengan angka kumulatif 239 kasus.

Kemudian Pasar Rebo 187 kasus, Matraman (121), Pulogadung (114), Ciracas (165), Cipayung (131), Kramat Jati (151), Makasar (56), Duren Sawit (105) dan Jatinegara sebanyak 50 kasus.

Baca juga: Membasmi jentik untuk singkirkan penyakit