Jakarta (ANTARA) - Indodax, salah satu crypto exchange Indonesia, menggencarkan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai aset kripto salah satunya melalui medium film "13 Bom di Jakarta" yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko.

"Film ini bukan hanya tentang aksi spektakuler, tetapi juga menceritakan tentang bagaimana Indodax, sebagai bagian dari ekosistem kripto Indonesia, turut berperan dalam membantu negara mengungkap salah satu kasus terorisme yang melibatkan Bitcoin," kata CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin.

Melalui film tersebut, Oscar menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indodax pada masa awal perintisannya, yakni regulasi terkait kripto yang masih belum matang serta pemahaman masyarakat tentang teknologi blockchain yang masih minim. Dalam film "13 Bom di Jakarta", Indodax berupaya memberikan kontribusi yang signifikan dalam kasus tersebut.

Oscar mengatakan bahwa Indodax sendiri telah berjuang untuk membangun ekosistem kripto di Indonesia dari nol. Indodax, imbuh dia, juga melakukan edukasi masyarakat tentang teknologi blockchain dan kripto hingga mendorong kebijakan yang membuat aset kripto bisa bertumbuh dan diregulasi secara legal di Indonesia.

"Ketika kami memulai pada 2015, harga Bitcoin masih di bawah Rp10 juta. Kini, melihat harga Bitcoin terus menanjak hingga mencapai lebih dari Rp1 miliar di 2024 adalah perjalanan luar biasa yang telah kami lalui dan menandakan tingginya penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Bitcoin dan kripto," kata Oscar.

Sementara itu, CTO Indodax William Sutanto menambahkan bahwa Bitcoin bukan sekadar aset investasi melainkan juga sebagai alat dan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan industri finansial.

William menilai, pesan tersebut berhasil dituangkan ke dalam bentuk film oleh Angga Sasongko. Selain memberikan hiburan, dia berharap film "13 Bom di Jakarta" sekaligus mengedukasi para penonton tentang Bitcoin dan cryptocurrencies.

Menurut Indodax, film "13 Bom di Jakarta" merupakan salah satu wujud nyata dari perusahaan berbasis teknologi tersebut untuk ikut mengembangkan industri kreatif melalui perfilman di Tanah Air. Film "13 Bom di Jakarta" pertama kali dirilis tahun lalu Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan bioskop Indonesia. Kini film tersebut dirilis di platform Netflix.

Dalam mendukung industri kreatif, Indodax mencatat pihaknya juga rutin mengadakan festival film pendek terbesar di Indonesia setiap tahunnya untuk menggali potensi dan menjadi wadah bagi sineas muda berkreasi dengan maksimal.

Baca juga: INDODAX imbau masyarakat waspadai penyalahgunaan aset kripto
Baca juga: Indodax: Asia Tenggara berpotensi jadi 'key leader' industri kripto